Selasa, 01 Desember 2020

Kalau kamu lihat post ini maka kamu harus baca!

Teruntuk kamu yang sedang membaca tulisan ini
Iya kamu.. 
(yang sekarang mungkin sedang merasa tidak baik-baik saja)
Gapapa, wajar kan kamu juga manusia. 
Aku cuma mau bilang kalau kamu itu hebat. 
Kamu hebat lebih dari yang kamu tahu. 
Gak percaya? 
Coba deh kamu inget berapa kali kamu udah pengen menyerah sama keadaan tapi kamu malah milih bertahan. 
Inget berapa kali semesta jatuhin ekspektasi kamu, bikin kamu kecewa, tapi kamu masih mau berharap pada semesta. 
Inget berapa kali kamu berusaha nahan nangis disaat yang lain pada ketawa-ketawa. 
Inget waktu kamu berpikir kalau mengakhiri hidup itu jalan satu-satunya tapi kamu malah melanjutkan hidup demi diri kamu sendiri. 
Inget kapan kamu ngerasa jadi orang paling menyedihkan disaat orang-orang disekitarmu sedang bahagia. 
Masih ga percaya kalau kamu itu hebat?

Rabu, 10 Juni 2020

Kamu Nyata

(Agustus 2017)

Aku memandangmu di kejauhan
Memperhatikanmu tanpa ketahuan
Mataku merekammu dengan jelas
Kemeja yang kau gunakan
Rambut yang sedikit panjang
Kamu memang mengagumkan
...
Menjadikanmu pilihan rasanya terlalu berlebihan
Tapi bukankah ini kesempatan?
Dan aku terlalu pengecut untuk mengatakan
Sekedar berkenalan tak mampu kulakukan
Sampai akhirnya aku tahu
Kau tidak sendirian
...
Kemudian..
Aku berhenti melangkah
Memendam rasa yang tidak seharusnya ada
Kamu sungguh nyata
-𝒵

Aku Melihatmu

(July 2017)

Kau tahu bagaimana rasanya menyukai seseorang?
Kau akan merasakan terbang yang tidak pernah bisa manusia lakukan
Kau akan merasakan bibirmu membuat simpul berkali-kali dan matamu berbinar-binar
Kau bahagia.
Tapi pernahkah kau menyukai seseorang yang belum pernah kau temui?
Atau sama sekali tidak kau kenal?
Dan kau memutuskan untuk jatuh cinta kepadanya?
Aku pernah..
Aku menyukainya dari awal aku melihatnya
Aku tidak tahu dia siapa
Dan aku tidak pernah bertemu dengannya
Tapi aku memutuskan untuk menyukainya
Mengapa? Karena aku ingin merasakannya..
Apa itu jatuh cinta.

-𝒵


Rabu, 10 Juli 2019

Sirius

Hai salam kenal, panggil aku Bima Sakti dan aku akan memperkenalkan kalian tentang sosok yang terindah, panggil dia Sirius.


Dia adalah sosok yang telah lama kukagumi sejak perjumpaan pertamaku dengannya. Mungkin dia mememang tidak pernah menyadari itu. Sosok ini yang sempat membuatku terbang terlalu tinggi dan sempat membuatku merasakan jatuh terlalu jauh. Dia benar-benar mengagumkan. Akan aku ceritakan mengenai Siriusku kepada kalian. Sebelum itu izinkan aku berbicara padanya...


Teruntuk Siriusku yang tidak pernah tidak..

Aku ingin bilang bahwa kau sudah berhasil dari awal. Diam-diam aku sudah menempatkanmu di sudut hatiku yang tidak terjamah. Yang tidak sempat kutengok lagi. Yang tidak sempat kupedulikan lagi. Kupikir perlahan aku tidak pernah lagi mengharapkanmu. Sampai akhirnya kau datang dan mendekat. Menyadarkanku bahwa ada yang pernah kusimpan di sudut hati. Senang? Tentu saja lebih dari itu. Kau berhasil memasuki ruang hatiku. Kupersilahkan kau menyusuri setiap sisinya. Bahkan kubiarkan kau menetap di sana. Dengan lancangnya kujadikan kau pusat semestaku. Menjadikanmu poros bahagiaku. Bukannya aku terlalu buru-buru. Tapi sedari awal kau adalah hati yang telah lama kutunggu. Bagiku kau terlampau istimewa. Selamat. Kau pemenangnya!


Aku Bima Sakti yang terlanjur jatuh hati pada Siriusku. Terlalu egois untuk memilikinya. Dia memang luar biasa indah. Dia pandai membuatku tertawa lepas sampai aku lupa bahwa sedih itu pasti ada. Terlalu bahagia saat itu kurasakan, berada disampingnya selalu membuatku begitu tenang. Jauh darinya aku kebingungan, memendam rindu dan menahannya. Perasaan berubah menjadi sangat rumit. Yang awalnya terlihat begitu sederhana ternyata semakin lama semakin tidak terkendali. Aku menginginkannya utuh seutuh-utuhnya. Bima Sakti yang paling egois diseluruh galaksi. 

 

To be continued.

 

Sabtu, 12 Mei 2018

Goresan Pena tak Beraturan (1)


malam, lampu kamar, buku-buku, iPhone,
laptop, tinta hitam, bayangan, pena,
semua itu terakit dengan baik
dengan sedikit imaji yang sedang
diputar, mengulang-ulang rekaman
masa lalu, menggabungkannya dengan
angan-angan, cukup mustahil untuk
dipikirkan dengan nyata. Menjadikannya
ada dan kembali saja sudah
terlalu sulit untuk dipercaya
apalagi berangan dengan imajinasi
yang tak masuk akal. Diam saja
tak usah terlalu mengharapkan
yang tak mungkin. Kendati
itupun terjadi pasti pena tak
mampu menulis dengan tinta
lagi, buku-buku akan dibiarkan
berserakan, gelap malam begitu
pekat, sinar lampu kamar
pastilah padam. Diam saja
dan ikuti alur ceritanya
mungkin saja ada sepercik
keberuntungan yang tak terduga :)


Rabu, 20 Agustus 2014

Pelabuhan Hati Barumu

Dear
Kamu; yang telah menemukan pelabuhan hati baru.

                
               Setelah mencari-cari akhirnya kamu mendarat dipelabuhan hati pilihanmu. Aku tahu,menyatakan cinta padanya hanya sebuah nazzar yang sudah terlanjur kau ucapkan. Tapi, tak ada seorangpun yang tahu jika sebuah rasa basa bisa menjadi rasa manis. Tak ada tahu,jika ternyata rasa biasa itu berubah menjadi sayang seiring berjalannya waktu. Kata-kata serasa hilang dari pikiranku,tak tahu harus berkata apa tentang hubungan barumu.

Aku terlambat…

Aku jauh beberapa langkah dibelakangnya,aku terlalu biasa. Terlalu santai dengan apa yang kurasa,hingga akhirnya aku terjatuh dilubang yang sama dengan kesalahan yang sama.
Aku bahagia, jika kamu bahagia bersamanya. Kalimat sebelum ini adalah kalimat terbohong yang pernah kuketik.Aku tidak bisa berkata “jika kamu bahagia bersamanya aku juga akan bahagia” apalagi untuk berkata “semoga kamu langgeng ya sama dia”. Daripada aku menambah dosa,lebih baik aku diam seribu bahasa. Aku ingin memilikimu, tapi terhalang olehnya. Ingin melupakanmu,sulit rasanya..

Untuk saat ini,biarkan bulan bersinar sendiri tanpa bintang-bintangnya dan biarkan seorang nenek terdiam sendiri tanpa kakek. Jika memang dia adalah pelabuhan,dimana harusnya hatimu berlabuh aku yakin kalian akan selalu bersama. entah sampai kapan, di..


Sebenarnya aku lelah mengucapkan ini,tapi… ‘aku sayang kamu,di






Dari
Aku; siapamu?

sumber: http://dezelato28.blogspot.com/

Untilted

From sunrise to sunset; you are the one whom I always wait for, the one I want to see. I love you I must say as much as ever. But I can not tell you. I just do not want the solid wall of friendship to collapse, keep the distance between us. Until finally our friendship turned into me and you in the enemy.

You, the one who is the most eager to match next to me is more than my friend. But now, I have to give up you who is not mine to be with him. Pain, ah I can not describe this feeling. If so what should I do? Go forward, HAHAHA let more knife brand this hearted ?. Back off, the door was closed for me to retreat and look at the others.

Know, the morning ahead of your name that continues to exist in this mind. when dusk comes, you are the one I look forward to and still think about. Now, I just bend my head low. Slowly retreat even though it feels heavy. And in the end, I must love you in silence or love you honestly and make us separate by shame?


Maybe I can not answer it, as well as with you. However, know When dusk comes and comes night, I never tired to love you. I do not know how long this feeling continues to grow. but, until whenever I will keep her with memories of you that I have not been able to forget

Translation
Dari matahari terbit hingga matahari terbenam; kaulah satu seorang yang selalu kutunggu,kunantikan,satu seorang yang ingin kulihat. Aku, mencintaimu entah harus kukatakan seperti apalagi. Tapi, aku tak bisa mengatakannya padamu. Aku hanya tak ingin tembok kokoh pertemanan itu runtuh, menjauhkan jarak diantara kita. Hingga akhirnya pertemanan kita berubah menjadi aku dan kamu dalam musuh. 

Kamu, seseorang yang paling kuingankan untuk bersanding disebelahku lebih dari teman. Tapi kini, aku harus merelakan kamu yang bukan miliku untuk bersamanya. Sakit, ah aku tak bisa mendeskripsikan perasaan ini. Jika sudah begini aku harus apa? Maju, HAHAHA membiarkan lebih banyak pisau mencap dihati ini?. Mundur, sayang pintu itu sudah tertutup untuk aku mundur dan melihat yang lain. 

Ketahuilah, saat pagi menjelang namamu yang terus ada dipikiran ini. saat senja datang, kaulah satu yang kunantikan dan masih kupikirkan. Kini, aku hanya menunduk terdiam lemah. Mundur perlahan walau berat rasanya. Dan pada akhirnya, aku harus mencintaimu dengan diam atau mencintaimu dengan jujur dan membuat kita terpisah oleh rasa malu?

Mungkin aku tak bisa menjawabnya,begitupun dengan dirimu. Namun, ketahuilah Saat senja datang dan muncul malam, aku tak pernah lelah untuk mencintaimu. Entah, sampai kapan perasaan ini terus tumbuh . tapi, sampai kapanpun itu aku akan tetap merawatnya dengan kenangan-kenangan indah tentangmu yang belum bisa kulupakan.

sumber: http://dezelato28.blogspot.com/

Selasa, 08 April 2014

Pengagum dalam Diam


Seberkas cahaya mentari menerangi meja ujianku, masuk melewati celah-celah kaca jendela ruangan ujian, berwarna coklat kusam karena bangunan yang sudah tua. Tepat cahaya itu mengarah padaku. Bunyi ketukan jarum arloji di tanganku menunjukkan masih ada 45 menit waktu yang tersisa, sedangkan aku telah selesai menjawab semua soal-soal yang berbelit-belit dan senang sekali berlarian mengelilingi otak ini. Mata ini perlahan mulai merasa lelah kemudian sayu  dan kuputuskan untuk merebahkan kepala sejenak di meja sambil melihat ke arah tangga di luar jendela. Terlihat sosok itu berjalan menuruni anak tangga. Dengan mata yang kupaksakan terbuka, aku mengamati sosok itu. Hanya sebagian rambutnya saja yang terlihat, namun aku sangat mengenal sosok itu. Tunggu sebentar, “sosok” mungkin itu terdengar menggelikan, atau mungkin “makhluk”ah sudahlah yang pasti tak ada julukan lain untuk sosok itu. Ya tentu sosok itulah yang saat ini kukagumi dalam diam. Sekarang kau sudah mulai mengetahui bahwa aku adalah seorang “pengagum” sosok itu. Mataku masih tetap menatap sosoknya yang perlahan menghilang dari balik tangga. Sementara mataku masih terpaku pada tempat sosok itu tadi, pikiranku ini mulai mengaktifkan sinyalnya. Aku mulai bertanya-tanya pada pikiranku sendiri. Akankah sosok itu mengetahui pengagumnya? Apa yang dilakukan sosok itu setelah mengetahui pengagumnya? Akankah sosok itu menjauh dari pengagumnya atau mungkin sebaliknya? Namun, mengapa bisa sosok itu tidak memperdulikan pengagumnya? Atau karena dia seorang pengagum dan hanya terfokus pada apa yang ia kagumi? Mungkin sosok itu juga sama sepertiku, aku mengetahui bahwa aku memiliki pengagum. Dan aku tak memperdulikan pengagumku sebab aku sedang terfokus pada sosok itu. Entah seorang pengagum memiliki pengagumnya, lucu sekali. Tapi bisakah seorang pengagum yang mengagumi seorang pengagum juga, dapat menemui titik kagum ataukah mereka akan pergi pada titik fokusnya masing-masing. Atau…ah. Sudah. Cukup. Hentikan. Apa yang sedang aku pikirkan sebenarnya. Seharusnya aku tak perlu menanyakan pertanyaan yang jelas-jelas tak bertemu jawaban. Tiba-tiba suara audiotelling mengumumkan waktu tersisa 10 menit. Dan akhirnya aku tersadar dari pikiranku yang tak jelas itu. Saat ini aku hanya bisa memperhatikan sosok itu dari jauh, memperhatikan setiap gerak geriknya yang membuatku bahagia (sementara). Dan untuk saat ini aku tak ingin memperdulikan perasaan yang membuatku lebih bertanya-tanya (lagi). Ya saat ini aku masih harus menjadi “Pengaum dalam Diam” untuk sosok itu.

 

Masih menunggu jawaban atas kepastian

Pengagummu dalam diam

~Zah

Jumat, 28 Maret 2014

Sahabat Kecil (Ipang - OST Laskar Pelangi)


Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengagumiNya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa dibeli

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Lawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Takkan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi...

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Janganlah berganti
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

Cerpen "Pertempuran Laut Aru"


Pertempuran Laut Aru

Markas Besar Angkatan Laut awal Januari 1962. Wajah Menteri/Panglima Angkatan Laut Laksamana Raden Eddy Martadinata nampak agak kurang cerah, ketika pulang dari rapat Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat yang baru saja diikutinya di Istana Negara. Pada siang itu, selesai menghadiri rapat di Istana, Martadinata langsung mengumpulkan seluruh anggota Staf Operasi MBAL. Dengan kalimat jernih, kepada semua stafnya, dia mengungkapkan hasil rapat di Istana. "Presiden atau Panglima Tertinggi baru saja  memerintahkan untuk segera dilakukan infiltrasi, mendaratkan pasukan untuk masuk ke wilayah Irian Barat." Menurut Martadinata, sambil menunggu perintah Bung Karno, infiltrasi tersebut akan dilakukan oleh satu kompi pasukan angkatan darat, terdiri dari para putera daerah asal Irian. Pasukan yang bakal dikategorikan sebagai sukarelawan termasuk sebelumnya sudah melakukan latihan militer dengan cukup intensif. Sesuai perintah Panglima Tertinggi, infiltrasi akan dilakukan melalui laut, tanggal 15 Januari pukul 24.00, dengan sasaran wilayah di arah Selatan Kaimana, di sekitar Vlakke Hoek. Dengan cepat melirik Sudomo, Martadinata langsung menambahkan, "Siapkan material dan personil untuk menunjang Operasi tersebut", Letnan Kolonel Sudomo, Kepala Direktorat Operasi dan Latihan MBAL, segara menjawab dengan singkat, "Siap Pak, kami laksanakan."