Selasa, 25 Februari 2014

KTI Pengaruh Pergaulan Teman Terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang


PENGARUH PERGAULAN TEMAN TERHADAP

PERILAKU SISWA SMP NEGERI 20 MALANG

 

Disusun untuk Melengkapi Tugas Bahasa Indonesia

sebagai Syarat Mengikuti Ujian Nasional (UN)









Disusun oleh:

Kelompok 6/9A

1.      Firda Khoirunnisa                (07)

2.      Zahra Aisyiyah Rahayu       (14)

3.      Gumawa Windu M               (20)

4.      Hazrina Putri Alifiyah          (27)






SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MALANG

Jalan Raden Tumenggung Suryo No. 38 Telp. (0341) 491806 Malang

email: smpn20_malang@yahoo.com website: http://www.smpn20-mlg.sch.id

Tahun Pelajaran 2013-2014



LEMBAR PENGESAHAN


              Karya tulis yang berjudul "Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang" ini telah disetujui pada tanggal

6 Januari 2014.










Disetujui oleh :


Kepala SMP Negeri 20 Malang,                                 Guru Pembimbing,



Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd                           Dra. Rubiati, M.Pd

NIP. 19641005 198903 2 009                                   NIP. 19680911 199512 2 005




HALAMAN PERSEMBAHAN


Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan untuk:

Bapak dan Ibu Guru, yang telah memberikan pencerahan ilmu dalam hidup,

Ibu, yang telah mengajari butir-butir kesetiaan dan pengorbanan,

Ayah, yang telah mencurahkan seluruh cintanya dalam hidup,

Serta orang-orang yang selalu memberi inspirasi dan semangat.













Karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.

        Orang-orang yang berhasil adalah orang yang mampu bangkit ketika jatuh.



KATA PENGANTAR


Assalammu'alaikum Wr.Wb

                 Segala puji milik Allah. Kesejahteraan semoga terlimpahkan atas hamba-hamba-Nya yang terpilih.

                 Penyusunan karya tulis ini berisi penjabaran penilitian tentang pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang. Karena kini semakin maraknya pergaulan yang kurang baik di kalangan siswa SMP. Maraknya pergaulan yang berdampak pada perilaku siswa, baik positif maupun negatif. Karya tulis ini juga bertujuan sebagai referensi pembaca, bagaimana perkembangan pergaulan saat ini.

                 Penyusunan karya tulis ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd, selaku kepala SMP Negeri 20 Malang yang telah memberikan kesempatan dan mengesahkan hasil karya tulis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Rubiati, M.Pd, selaku guru pembimbing yang telah  sabar mengarahkan dan memberikan dukungan dalam penulisan karya tulis ini. Nurmanyah Putra Sidik siswa SMP Negeri 20 Malang kelas 9D yang telah bersedia penulis wawancarai untuk melengkapi data karya tulis ini, serta kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan secara finansial dan moral selama penulisan karya tulis. Tak lupa teman-teman yang telah memberikan banyak semangat, inspirasi, dan motivasi, serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini.

                 Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun untuk perbaikan dan bekal penulis di waktu mendatang.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalammu'alaikum Wr.Wb.                            



Malang, 6 Januari 2014


                                                                                            Penulis



BAB I

PENDAHULUAN


                 Dalam bab pendahuluan ini penulis akan menguraikan tentang, (1) latar belakang masalah, (2) ruang lingkup masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitian, (7) anggapan dasar dan hipotesis, dan (8) sumber data dan metode.

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh kedepan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Maka dari itu, remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.

Banyak kita baca di media masa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.

Masa remaja merupakan masa yang penuh problema. Dalam masa ini tidak sedikit remaja yang mengalami kegoncangan yang menyebabkan munculnya emosional yang belum stabil sehingga mudah melakukan pelanggaran terhadap norma-norma dalam masyarakat. Remaja sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang terus melakukan interaksi sosial baik antara remaja maupun terhadap lingkungan lain. Melalui proses adaptasi, remaja mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok baru yang ada dalam lingkungan suatu kelompok remaja. Dalam pergaulan remaja, kebutuhan untuk dapat diterima bagi setiap individu merupakan suatu hal yang sangat mutlak sebagai makhluk sosial. Setiap anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan pada permasalahan penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika pergaulan teman sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya. Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap remaja secara positif, maka remaja akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Lalu apabila lingkungan sosial memberikan peluang secara negatif terhadap remaja, maka perkembangan sosial remaja akan terhambat. Pengaruh lingkungan diawali dengan pergaulan dengan teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan yang akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling membagi perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan dalam kelompok. Kelompok teman sebaya juga menjadi suatu komunitas belajar di mana terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang berhubungan dengan pekerjaan dan prestasi. Berdasarkan pra penelitian di lapangan bahwa dalam suasana belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-temannya. Ada dua bentuk perilaku yang muncul dari pengaruh teman sebaya, yang pertama kelompok siswa yang selalu berprestasi dan yang kedua yakni kelompok siswa yang suka melanggar aturan sekolah.

 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang.”

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Kita memaknai lingkungan sekitar kita, karena memiliki keinginan. Dikarenakan keinginan ini, beberapa hal kita anggap berharga, sedangkan yang lainnya tidak. Sebagian penting, sementara yang lain tidak. Nilai dan arti penting merupakan salah satu cara kita memaknai fenomena sekitar. Ada kalanya kita menerima suatu keadaan atas dasar paksaan. (Dr. C. George Boeree;2008) Kita sadar penerimaan itu, tetapi tidak terjadi secara sukarela, dapat terjadi dibawah todongan senjata atau karena sekedar ‘tawaran permen’. Jadi, ini terjadi karena sanksi atau tindakan memaksa dari orang lain yang menimbulkan pengaruh besar. Sebagian besar dari apa yang kita sebut penerimaan itu, di dalam literatur-literatur ilmiah dinyatakan ‘sesuatu yang sadar’ dan ‘tidak begitu disertai kesukarelaan’. Ia selalu didorong oleh ketakutan sosial, seperti takut dicela masyarakat, merasa rendah diri, ingin disukai orang lain.

Tindakan juga mempengaruhi sikap moral kita. Inilah sebabnya apa yang kita lakukan, meskipun hal tersebut buruk, kita cenderung mendapatkan justifikasi bahwa hal tersebut benar untuk dilakukan. Tindakan merupakan cara untuk mengungkapkan diri kita. Ketika kita tidak tahu pasti tentang perasaan atau kepercayaan yang kita pegang, kita melihat pada perilaku kita, sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Tidak seorangpun ingin terlihat tidak konsisten. Untuk menghindari hal ini, kita mengekspresikan sikap yang sesuai dengan perilaku kita. Agar terlihat konsisten, kita dapat berpura-pura mengenai sikap tersebut. Bahkan jika hal ini berarti kita harus memperlihatkan sedikit kebohongan atau penipuan, hal ini dapat terbayar ketika kita berhasil memanagement impresi (dampak) yang kita buat.

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis (faktor fisik), faktor kognitif (kecerdasan inteektual), faktor psikologis (faktor mental), maupun faktor lingkungan.

Dalam kesehariannya, remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja yang lain. Remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain sebagainya.


1.3 Pembatasan Masalah

                 Berdasarkan ruang lingkup di atas pembatasan masalah yang dapat disimpulkan dari penelitian ini, sebagai berikut.

            1.3.1 Pengertian pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP          Negeri 20 Malang.

1.3.2 Macam-macam pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.4 Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.4.1 Dampak positif

1.3.4.2 Dampak negatif

1.3.5 Contoh-contoh pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.6 Masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.7 Solusi terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.3.8 Mengetahui hasil angket tentang pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.


1.4  Rumusan Masalah

                 Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut.

1.4.1 Apa pengertian dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.2 Apa saja macam-macam pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.4 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.5 Apa saja contoh-contoh pengaruh pergaulan teman terhadap siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.6 Apa saja masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.7 Bagaimana solusi terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?

1.4.8 Bagaimana hasil angket pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?


1.5  Tujuan Penelitian

                 Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh tujuan penelitian sebagai berikut.


1.5.1 Tujuan Umum

                 Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini adalah mendiskripsikan pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.                      


1.5.2 Tujuan Khusus

                 Berdasarkan tujuan umum di atas, penulis dapat merumuskan tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut.

1.5.2.1  Mendiskripsikan pengertian pengaruh pergaulan teman   

             terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.5.2.2  Mendiskripsikan macam-macam pengaruh pergaulan teman

             terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.5.2.3  Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan

             teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.5.2.4  Mendiskripsikan dampak-dampak yang ditimbulkan dari

             pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20

             Malang.

1.5.2.5  Mendiskripsikan contoh-contoh pengaruh pergaulan teman

             terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.5.2.6  Mendiskripsikan masalah yang ditimbulkan dari pengaruh

             pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20

             Malang.

1.5.2.7  Mendiskripsikan solusi terhadap masalah yang ditimbulkan

             karena adanya pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku

             siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.5.2.8  Mendiskripsikan hasil angket pengaruh pergaulan teman

             terhadap siswa SMP Negeri 20 Malang


1.6 Manfaat Penelitian

            Beberapa manfaat data yang diberikan oleh karya tulis ini sebagai berikut.

1.6.1        Bagi guru

1.      Menambah wawasan mengenai bagaimana pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

2.      Penelitian ini juga sangat berguna terutama sebagai bahan untuk terus memotivasi siswa-siswi.

1.6.2 Bagi orang tua

1.      Dapat mengetahui pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang pada masa kini.

2.      Lebih ikut berperan aktif lagi dalam mengawasi pergaulan siswa pada masa kini.


1.6.3 Bagi siswa

1.      Dapat mengetahui hal-hal seputar pengaruh pergaulan teman terhadap siswa.

2.      Dapat mengetahui faktor-faktor, dampak positif dan negatif, contoh-contoh, masalah dan solusi pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

3.      Dapat mengetahui batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam pergaulan teman yang dapat berdampak pada perilaku siswa.

1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis

1.7.1 Anggapan Dasar

Pada dasarnya pergaulan itu sangat penting, bukan hanya bagi siswa namun juga bagi semua orang. Karena pergaulan tidak hanya berlaku di lingkungan sekolah, namun juga berlaku di lingkungan masyarakat. Banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang memiliki pergaulan berbeda–beda. Mulai dari pergaulan yang baik hingga pergaulan yang kurang baik.

Pergaulan yang baik umumnya menjurus ke dalam perilaku siswa yang positif, sebaliknya pergaulan yang kurang baik akan menjurus ke dalam perilaku siswa yang negatif. Peran orang-orang disekitarnya juga akan mempengaruhi sekitarnya. Remaja pun rela menganut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam pergaulan remaja, di rumah peran dari orang tua membantu membentuk karakter anak supaya menjadi lebih baik, di sekolah guru juga membantu pembentukan karakter siswa dan teman juga turut mempengaruhi perilaku siswa, sehingga lingkungan sangat mempengaruhi pergaulan siswa.

Lingkungan adalah salah satu penyebab pergaulan siswa itu baik atau menyimpang, karena siswa itu banyak menghabiskan waktu mereka untuk bermain setelah pulang sekolah, jadi otomatis mereka lebih banyak berinteraksi sosial dengan lingkungan umum. Interaksi tersebut dapat merubah karakter siswa yang bermula dari pergaulannya. Komunikasi yang baik adalah kunci bagi pergaulan. Banyak kita melihat di negara kita permasalahan pergaulan bebas yang dilakukan oleh para pelajar. Pergaulan tersebut merubah sikap siswa ke arah yang menyimpang seperti merokok, tawuran, narkoba, dan lain sebagainya. Maka dalam hal tersebut peran orang tua untuk mengawasi pergaulan anaknya sangat dibutuhkan. Bukan hanya orang tua namun guru juga turut mengawasi pergaulan pada siswanya. Dengan demikian, pergaulan teman dapat mempengaruhi perilaku siswa baik pergaulan di dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar yang bersifat positif dan negatif.

1.7.2 Hipotesis

Penulis beranggapan siswa SMP Negeri 20 Malang mayoritas memiliki pergaulan yang berbeda, dilihat dari penelitian yang penulis lakukan melalui metode penyebaran angket.

Menurut penulis adalah dalam menciptakan pergaulan yang sehat serta baik pada siswa itu diawali dari siswa itu sendiri. Tetapi siswa juga memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya mulai dari orang tua dan teman-teman. Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang dapat membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang sopan, berguna bagi orang tua, lingkungan dan bangsa. Pergaulan yang baik dapat membedakan mana hal-hal yang baik dan buruk dan adanya batasan-batasan tertentu dalam bergaul sehingga siswa sudah sesuai aturan. Pergaulan yang baik senantiasa memberi motivasi untuk siswa untuk meraih cita-citanya sehingga tidak ada waktu untuk hal-hal yang tidak berguna bagi mereka, walaupun begitu mereka pun tetap bermain demi merefreshingkan otak dan pikiran mereka tetapi dengan hal-hal yang wajar saja seperti menghabiskan waktu di mall atau menonton bioskop. Karena siswa yang sudah bergaul dengan baik akan selalu mengingat tanggung jawab mereka seperti tanggung jawab sebagai anak dan murid di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah adanya pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

1.8 Sumber Data dan Metode

Dalam penulisan karya tulis ini penulis juga mengumpulkan data-data dengan sumber data dan metode sebagai berikut.


1.8.1        Sumber Data

1.8.1.1 Buku

               Penulis menggunakan dan mengambil sumber data dari beberapa buku untuk kelengkapan informasi yang dibutuhkan, antara lain.

               Boeree, George. 2008. Psikologi Sosial. Jogjakarta: R422 Media.

Myers, David. 2012. Social Psychologi. Jakarta: Salemba Humanika.


1.8.1.2  Internet

               Penulis juga mengambil informasi dari media lain selain buku, salah satunya adalah internet. Situs yang kami kunjungi sebagai berikut.

1.      http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html (Minggu, 22 Desember 2013. Pada pukul 09.30)

2.      http://fileex.blogspot.com/2013/11/artikel-tentang-pergaulan-remaja-yang.html (Minggu, 22 Desember 2013. Pada pukul 09.40)

3.      http://www.slideshare.net/annaseptiyani1/pergaulan-sehat-untuk-remaja (Senin, 30 Desember 2013. Pada pukul 10.10)

4.      http://bundabeka07.wordpress.com/2011/12/29/faktor-faktor-yang-memengaruhi-pergaulan-remaja (Senin, 30 Desember 2013. Pada pukul 12:31)s

5.      http://fentifs.wordpress.com/2013/09/03/pergaulan-remaja-sehari-hari/ (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.28 WIB)

6.      http://theniesland.blogspot.com/2010/02/antara-narkoba-dan-pergaulan-remaja.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.30 WIB)

7.      http://swijayas.blogspot.com/p/pengaruh-narkoba-terhadap-kehidupan.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.40 WIB)


(Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.00 WIB)

9.      http://www.bimbingan.org/makalah-tentang-akibat-kehamilan-diluar-nikah.htm (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.17 WIB)

10.  http://kidullapangan.blogspot.com/2013/04/hamil-sebelum-nikah.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.33 WIB)

11.  http://pergaulan-bebas-1993.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-clubbing.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.48 WIB)


13.  http://adisastrajaya.blogspot.com/2012/06/makalah-pengaruh-bahasa-kotor-jorok.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 13.44 WIB)


15.  http://massofa.wordpress.com/2010/12/26/kebiasaan-merokok-pada-remaja/v (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 14.13 WIB)

16.  http://darunnajah3.com/solusi-mengatasi-anak-malas-ke-sekolah/ (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 14.23 WIB)


18.  Sastraindonesia-um.blogspot.com (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.47 WIB)

19.  Fentifs.wordpress.com/2013 (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.55 WIB)

20.  www.wikipediabahasaindonesia.com (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 23.26 WIB)


1.8.2 Metode

1. Wawancara

                  Wawancara ini penulis tujukan kepada siswa SMP Negeri 20 Malang.

Untuk wawancara penulis akan mewawancarai Nurmansyah Putra Sidik (Siswa kelas 9D) pada hari Senin, 9 Desember 2013.


2. Penyebaran Angket

                  Penyebarannya angket tentang “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang pada hari Kamis, 12 Desember 2013.


3.Observasi

                  Penulis juga melakukan observasi terhadap siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang dengan pergaulan teman dalam lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Hasil observasi dalam bentuk foto yang akan penulis lampirkan pada lembar lampiran. Observasi dilakukan pada hari Jumat, 13 Desember 2013.


BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliputi: (1) pengertian pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (2) macam-macam pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (4) dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (5) contoh-contoh pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (6) masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (7) solusi terhadap masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, serta (8) mengetahui hasil angket tentang “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang”.

2.1 Pengertian Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang

Kata pergaulan identik dengan kata “gaul” mengulas tentang kata gaul pada peradaban kejayaan romawi ada suku yang bernama suku gaul yang pada waktu itu bangsa gaul menjadi budak kaum romawi, konon katanya mereka diberi nama bangsa gaul dikarenakan mereka memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan bangsa atau suku lainnya, yang dimana mereka lebih cenderung  memiliki sifat afatisme dan hedonisme yang artinya mereka akan melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi sikap persekawanan yang  mereka miliki sangat disambut mesra oleh bangsa atau suku lainnya karna mereka memiliki sifat persekawanan yang kuat, salah atau benar sesuatu itu mereka tetap memperjuangkannya. Mengingat tentang perjuangan atau pemberontakan kaum Sparta dari belenggu perbudakan dimana kepercayaan bangsa gaul diberikan oleh kaum Sparta untuk mencapai kebebasan dari belenggu perbudakan, walaupun pada waktu itu kepercayaan orang Sparta terhadap bangsa gaul terpecah dikarenakan adanya bangsa gaul yang lainnya menjadi pengkhianat atau dengan kata lain lebih memilih menjadi pengikut bangsa romawi akan tetapi tidak mengendurkan semangat perlawanan mereka. Setelah transisi masa peradaban modern seirirng dengan majunya teknologi  mulailah bermunculan berbagai jenis fashion sebagai bentuk pengejawantahan ekspresi pergaulan. Sekilas penjelasan dari argumentative diatas dapat ditarik sebuah benang merah pergaulan yang artinya  menjunjung tinggi kebersamaan, persekawanan, dan persaudaraan.

Sekilas tentang penjelasan sejarah pergaulan di ala Eropanya, pergaulan dalam arti masyarakat pribumi interaksi antara sesama dengan maksud untuk  membangun hubungan emosional. Akan tetapi pengertian pergaulan telah menyimpang dari perbuatan para remaja masa kekinian, kebanyakan diantara para remaja menganggap bahwa pergaulan yang mereka maksud adalah identik dengan tata penggunaan bahasa  maupun fashion, mereka beranggapan  siapa yang tidak tau berarti tidak modern, sebagai contoh kata LO dan GUE padahal dalam ejaan bahasa Indonesia yang baku tidak ada kata LU dan GUE, hal inilah yang terkadang menimbulkan kebingungan dalam konteks kehidupan masyarakat.

Bila kita ingin bercermin dikonteks ala Eropa pergaulan mereka jadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh terjadinya revolusi Prancis disaat ditemukannya mesin uap, sehingga majunya peradaban ala Eropa dikarenakan adanya dukungan sosial. Hal inilah yang seharusnya menjadi cerminan bagi para kaum remaja adanya penemuan karna adanya inspirasi dan dukungan social sehingga adanya kebebasan dalam berpikir. Bukannya berpikir afatisme yang cenderung ingin melakukan kesenangan toh saja yang biasanya orang seperti ini tidak pernah mengalami kemajuan karena hanya memikirkan kesenangan toh saja, begitu pula dengan bersikap naif yang cenderung hanya memikirkan diri sendiri biasanya orang seperti ini hanya memikirkan dirinya toh saja, tanpa harus melihat status. 

Dari apa yang diuraikan diatas dapat disimpulkan pergaulan adalah sebagai bentuk interaksi dengan tujuan membangun suatu kebersamaan, persaudaraan dan persekawanan.

2.2 Macam-macam Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

2.2.1 Menurut siapa yang terlibat dalam pergaulan itu, maka dibedakan menjadi:

1.      Pergaulan anak dengan anak

2.      Pergaulan anak dengan orang dewasa

3.      Pergaulan orang dewasa dengan orang dewasa


2.2.2     Dipandang dari bidangnya, pergaulan dibedakan menjadi:

1.      Pergaulan yang bersifat ekonomis

2.      Pergaulan yang bersifat seni

3.      Pergaulan yang bersifat paedagogis


2.2.3 Ditinjau dari pergaulan itu, dapat digunakan rentang-rentang untuk    

         membedakannya menjadi:

1.      Pergaulan ekonomis dan tidak ekonomis;

2.      Pergaulan seni dan bukan seni;

3.      Pergaulan paedagogis dan bukan paedagogis;

Di dalam pergaulan yang tidak paedagogis, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pergaulan biasa dan pergaulan paedagogis. Pergaulan biasa dapat diubah menjadi pergaulan paedagogis, walaupun secara perlahan-lahan. Situasi yang tepat untuk mengubah pergaulan biasa menjadi pergaulan paedagogis adalah bilamana dalam situasi itu berlangsung suatu pengaruh positif yang berasal dari orang tua yang ditujukan kepada peserta didik. Tetapi ketika pengaruh perpindahan pengaruh itu berhenti, maka pergaulan paedagogis itu berubah kembali menjadi pergaulan biasa, dan begitu seterusnya.


2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada dua faktor yang dapat mempengaruhinya sebagai berikut.


2.3.1 Intern

2.3.1.1 Kondisi fisik

Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit putih. Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik se ideal itu. Karenanya, remaja harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahirlah bukannya makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.


2.3.1.2 Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.


2.3.1.3 Interaksi sosial                           

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positif, sehingga seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungan.

Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan kenyataan yang ada (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan).

3.1.4 Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima kemampuan diri secara positif, seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang diikuti.




2.3.1.5 Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama, mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta tertekan.


2.3.2 Extern

2.3.1 Lingkungan Keluarga

Banyak persoalan yang mengganggu kebahagiaan hidup, adalah masalah hubungan orang tua dengan anaknya yang telah dewasa. Tidak jarang banyak orang tua yang mengeluh terhadap sikap anaknya. Bahkan ada orang tua yang merasa kalau anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka melawan, tidak patuh, dan sering membuat masalah.

 Tidak sedikit pula para remaja, merasa kurang bahwa orang tuanya tidak mau mengerti perasaannya. Sehingga mereka menjadi bingung, cemas, dan gelisah. Dengan perasaan itulah mereka mudah terkena pengaruh yang tidak baik dari luar. Apalagi kalau kita lihat sekarang ini, makin banyak kenyataan hidup yang tidak menyenangkan terutama dalam hal masyarakat modern ini. Dimana agama tidak lagi diindahkan, mungkin akibat teknologi yamg sudah sangat maju.

Keluarga dan rumah merupakan pelabuhan yang aman dan tambatan yang kokoh bagi setiap anggota keluarga terutama remaja. Ayah, ibu, dan anak adalah suatu basis dimana secara teratur dan harmonis seluruh keluarga berkumpul untuk berkomunikasi dan berbincang-bincang baik dalam hal yang menggembirakan ataupun ketika sedang menghadapi kesulitan.

Keluarga merupakan kesatuan daripada masyarakat kecil, yang mempunyai motivasi dan tujuan hidup tertentu dimana ayah, ibu, dan anak mempunyai fungsi dan tanggungjawab saling mengisi.

Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.


2.3.2 Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat pendidikan formal, yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda. Fungsi sekolah tidak hanya memberikan pengajaran dan pendidikan secara formal, melainkan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsur pembinaan bagi generasi muda, artinya guru bukan hanya mendidik akan tetapi seorang guru harus menjadi contoh tauladan bagi anak didiknya dalam segala hal baik, sikap, kepribadian, cara pergaulan, ketaatan terhadap agama, cara berpakaian dan penampilannya. Semua ini adalah unsur-unsur penting dalam pembinaan anak didik. Karena guru merupakan orang tua kedua ketika kita berada dalam lingkungan sekolah.

Seorang guru dapat mengubah jiwa anak yang pendiam, pemalu, malas ataupun tidak bersemangat menjadi terbuka, pemberani, rajin, dan penuh gairah. Dan sebaliknya guru dapat mengubah dan merusak anak yang baik, menjadi nakal, pemalas, pembolos, bahkan ada juga yang membenci pelajaran. Bahkan guru dapat mengubah keyakinan anak didiknya dari taat beragama menjadi tidak taat dan akhirnya meninggalkan ajaran agamanya.


2.3.3 Lingkungan Masyarakat        

Pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat kadang-kadang lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga, sebab masa remaja adalah masa yang sedang mengembangkan kepribadiannya, yang membutuhkan lingkungan teman-teman dan masyarakat. Perhatian mereka terhadap lingkungan masyarakat benar-benar diperhatikannya, maka persoalan masyarakat atau nasib orang banyak sering kali menjadi perhatian mereka dan mereka berjuang untuk membela yang lemah dan menderita itu.

Pengaruh lain dari lingkungan masyarakat adalah pengaruh yang bersifat: pornografis, sadisme, film-film yang merusak moral, gambar-gambar, bacaan-bacaan, tempat rekreasi dan lain sebagainya yang pada pokoknya berbagai kegiatan yang disenangi oleh muda-mudi zaman sekarang. Ini semua harus dibatasi kalau perlu harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada di dalam ajaran agama, sebab kalau tidak pengaruhnya akan lebih berbahaya dibanding pengaruh lain.

Faktor lain juga sangat penting dalam pembinaan remaja di dalam mengenal lingkungan misalnya adanya semacam kelompok dalam masyarakat yaitu organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan mempunyai fungsi dan peranan yang positif dalam pembinaan remaja, sebab di situ remaja dilatih dan dididik untuk bermasyarakat.


2.4 Dampak-dampak yang Ditimbulkan dari Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

Dampak-dampak yang dapat ditimbulkan dari pengaruh pergaulan terhadap perilaku, dibagi menjadi dua yaitu dampak posititif dan dampak negatif.


2.4.1 Dampak positif adanya pergaulan

            Dampak positif dari pergaulan adalah mampu membentuk kepribadian yang baik yang bias diterima di berbagai lapisan sehinggan bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.


2.4.2 Dampak negatif adanya pergaulan

             Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang. Misalnya, seseorang yang tadinya tidak menggunakan narkoba, meminum minuman keras, melakukan pelanggaran berat, pecandu seks bebas, dan lain sebagainya, bisa menjadi seperti seseorang yang menjadi pribadi seperti hal diatas, karena seseorang tersebut tidak bisa memilah-milah pergaulannya sendiri.  Seseorang yang biasanya salah masuk pergaulan adalah orang-orang yang ‘dibuang’ dari lingkungannya/orang-orang yang dikucilkan di sekitarnya, orang tersebut melakukan hal sebenarnya salah karena disebabkan oleh dua hal. Yaitu (1) karena orang tersebut tidak dengan ikhlas/secara terpaksa melakukan itu dan tidak berani menolak, dan (2) karena orang tersebut ingin menjadi orang yang terpandang disekitarnya, maka dari itu orang tersebut bersedia untuk melakukan apapun yang dia bisa, meskipun perilaku itu sudah menyalahi aturan.


2.5 Contoh-contoh Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

2.5.1 Contoh positif pengaruh pergaulan terhadap perilaku

            Seseorang yang tidak terlalu tinggi dalam segi intelektual atau pretasi nya bergabung dengan sekelompok orang yang cukup tinggi dalam segi tersebut, maka seiring berjalannya waktu seseorang tersebut mampu mengikuti/terpengaruhi oleh sekelompok orang tersebut (yang tadinya lemah menjadi cukup baik dalam intelektual dan prestasinya). Hal itu juga berlaku dalam berbagai bentuk bidang pergaulan lainnya.

                 Adapun juga perubahan positif yang ditimbulkan oleh pergaulan terhadap perilaku, yaitu seseorang lebih terpacu untuk bersaing sehat dalam prestasi belajar atau kebiasaan baik seseorang dapat timbul dengan sendirinya seiring berjalannya waktu seseorang tersebut mengalami interaksi pergaulan, misalnya; lebih bisa mengatur waktu, disiplin terhadap waktu, rajin beribadah, dan lain sebagainya.


2.5.2  Contoh negatif pengaruh pergaulan terhadap perilaku

                 Seseorang yang tadinya tidak menggunakan narkoba, meminum minuman keras, melakukan pelanggaran berat, pecandu seks bebas, dan lain sebagainya, bisa menjadi seperti seseorang yang menjadi pribadi seperti hal diatas, karena seseorang tersebut tidak bisa memilah-milah pergaulannya sendiri.  Seseorang yang biasanya salah masuk pergaulan adalah orang-orang yang ‘dibuang’ dari lingkungannya/orang-orang yang dikucilkan di sekitarnya, orang tersebut melakukan hal sebenarnya salah karena disebabkan oleh dua hal. Yaitu (1) karena orang tersebut tidak dengan ikhlas/secara terpaksa melakukan itu dan tidak berani menolak, dan (2) karena orang tersebut ingin menjadi orang yang terpandang disekitarnya, maka dari itu orang tersebut bersedia untuk melakukan apapun yang dia bisa, meskipun perilaku itu sudah menyalahi aturan.

            Adapun juga perubahan negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan terhadap perilaku, yaitu berubahnya perilaku seseorang yang baik menjadi seseorang yang sering pulang malam, melanggar aturan dan norma yang berlaku, bertindak kasar terhadap sesame,melawan tata krama yang ada, melawan dengan kasar orang tua, dan lain sebagainya.


2.6 Masalah yang Ditimbulkan dari Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

2.6.1 Penyalahgunaan Narkoba atau Napza

Narkoba (Narkotika dan Obat/Bahan Berbahaya) adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat. Yang dimaksud dengan bahan yang berbahaya adalah bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan penggunanya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum (ilegal). Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif Lainnya) adalah istilah kedokteran untuk sekelompok zat jika masuk kedalam tubuh menyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap otak.

Narkoba atau napza adalah obat, bahan, dan zat bukan makanan, yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan. Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni dalam keluarga atau remaja dengan lingkungannya.

Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.

Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan remaja pada saat ia memasuki masa remajanya. Begitu pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.

Perubahan Prilaku Remaja yang menggunakan narkoba
• Tanda-tanda disekolah
1. Nilai rapor buruk atau turun secara drastis dan cepat
2. Malas ke sekolah
3. Sering bolos
4. Tidak memperhatikan pelajaran dan mengantuk
5. Sering dipanggil guru
6. Teman lama ditinggalkan
7. Sering meminjam uang teman
• Tanda-tanda di rumah
1. Jarang ikut acara keluarga
2. Tidak peduli pada kebutuhan dan aturan keluarga
3. Suka mencuri dan berbohong
4. Menutup diri dan bersikap acuh tak acuh
5. Meninggalkan hobi yang dulu disukai


2.6.2 Hamil di luar nikah

Masalah hamil di luar nikah semakin parah dan sangat miris serta menyedihkan, remaja perempuan kita akhir-akhir ini. Beberapa fakta tentang fenomena hamil di luar nikah saat ini di negeri kita memang sangat menggalaukan hati kita. Walau sebenarnya, kasus-kasus hamil di luar nikah yang merupakan kasus kecelakaan dalam pergaulan yang bebas itu, sesungguhnya sejak dahulu kala dengan jumlah yang tidak terlalu gila seperti sekarang ini. Namun, bila kita melihat dari angka-angka kasus dari perjalanan sejarah anak manusia, kasus hamil di luar nikah itu sekarang ini memang sangat parah. MBA (Married by Accident) dianggap hal biasa. Padahal, dahulu, seseorang yang terlanjur hamil di luar nikah itu dalam tatanan masyarakat kita dinyatakan sebagai tindakan yang sangat memalukan, keluarga, dan bahkan masyarakat dalam sebuah komunitas. Pelaku hamil di luar nikah dianggap sebagai pembawa sial. Bahkan ada yang diusir dari keluarga dan juga dari kampong. Karena, hamil di luar nikah, hamil karena kecelakaan, hamil karena perbuatan zina, atau MBA adalah sebuah berita buruk, memalukan dan hina bagi sebuah keluarga dan kelompok masyarakat di sebuah daerah, juga suatu bangsa seperti Indonesia. Artinya, kala orang tua atau sebuah keluarga mengetahui anak perempuannya hamil sebelum menikah, orang tua dan keluarga bahkan masyarakat akan merasa dipermalukan oleh kasus itu. Maka, mendapat kabar bahwa anak perempuan sesorang mengalami hamil di luar nikah itu adalah sebuah berita yang sangat mencoreng nama baik keluarga dan masyarakat. Apalagi dalam keluarga masyarakat muslim, ini justru sangat tidak bisa diterima. Sehingga kasus-kasus hamil di luar nikah, sulit didata dan selalu terselubung serta banyak berujung dengan tindakan aborsi yang bertentangan dengan nilai-nilai universal HAM dan nilai-nilai agama itu.

Ironisnya, walau itu bertentangan dengan nilai-nilai agama dan hak asasi manusia, gaya hidup seks bebas yang menyebabkan hamil di luar nikah dan sering berujung dengan tindakan aborsi itu, hingga kini terus semakin menggila. Meningkatnya jumlah kasus hamil di luar nikah dan kasus aborsi di tanah air saat ini, menjadi keprihatinan semua orang. Karena dengan semakin meningkatnya kasus hamil di luar nikah ini, maka semakin besar risiko yang dialami oleh genarasi bangsa ini. Namun celakanya, banyaknya kasus hamil di luar nikah tersebut sudah dianggap sebagai hal biasa. Padahal bila kita kaji lebih dalam, meningkatkannya kasus hamil di luar nikah ini sangat membahayakan generasi bangsa ini, terutama para remaja itu sendiri.

Beberapa diantaranya menyadari akan akibatnya namun tetap saja melakukannya. Faktor penyebabnya, diantaranya karena keinginan yang tinggi, biasanya mereka yang masih ada di usia remaja,  pergaulan bebas, dan minimnya pengetahuan yang berkaitan dengan seks. Kerugian utama yang dirasakan kehamilan di luar nikah ini adalah perempuan. Dalam hal ini yang jelas terlihat menanggung akibatnya, sehingga secara psikis mereka lebih menderita, dengan berbagai pandangan penilaian orang.

Masalah-masalah yang yang sering dihadapi remaja yang hamil diluar nikah antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya kasih sayang orang tua
2. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak
3. Pergaulan dengan teman-teman yang tidak sebaya
4. Peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negatif
5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
6. Dasar-dasar agama yang kurang
7. Tidak ada bimbingan kepribadian di lingkungan sekolah atau kampus
8. Kebebasan yang berlebihan
9. Asosiasi dengan pasangan yang menyimpang


2.6.3 Clubbing

“Mungkin sejenak dapat aku lupakan dengan minuman keras yang saat ini ku genggam atau menggoreskan kaca di lenganku. Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan. Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam, perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan. Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai……..” (Diary Depresiku – Last Child)

Dugem: ekspresi cinta, seks, dan jati diri. Dunia malam dengan musik menghentak yang dibawa oleh seorang DJ (Disc Jockey), clubbers dengan penampilan sexycool dan trendy. Dugem yang biasanya disebut Clubbing merupakan istilah prokem khas anak muda yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat.

Clubbing dipersepsikan sebagai suatu hal yang negatif karena merupakan kegiatan di tempat gelap dengan warna warni cahaya lampu, asap rokok yang memenuhi ruangan, suasana hingar bingar musik dari DJ dan meja bar dengan berbagai macam minuman beralkohol bahkan narkoba. Pelaku clubbing yang biasa disebut clubbers diberi kebebasan untuk berekspresi, seperti bernyanyi, menggoyangkan kepala, berteriak-teriak dan menari di lantai dansa (dance floor) diiringi musik dengan tempo cepat.

Clubbing sudah sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan (jangan harap clubbing ada di desa). Berdasarkan pengalaman penulis, tempat-tempat clubbing mayoritas dipenuhi oleh anak muda berusia ­25 tahun kebawah. Beberapa tempat clubbing yang terkenal; Rainbow (Pantai Panjang-Bengkulu), Amnes (Paskal Hypersquare–Bandung), Eclectic (Surabaya Town Square–Surabaya), Apache Bar (Jln. Legian-kuta, Bali), X2 (Plaza Senayan–Jakarta), Dragonfly (Gatot Subroto–Jakarta), Hugo’s Cafe (Pekanbaru), Retrospective (Capital Building, Jl. Putri Hijau-Medan). Clubbing hanyalah suatu aktivitas untuk melepas stres, mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan. Seorang DJ mengakui bahwa dunia clubbing sangat dekat dan identik dengan narkoba. Penggunaan narkoba ini untuk memompa semangat para clubbers dalam mengikuti musik-musik keras. Sehingga persepsi negatif yang paling melekat di masyarakat kita pada umumnya untuk tempat-tempat gemerlapan ini.

Menurut penulis dari sekian orang yang berumur dibawah 25 tahun rata-rata masih berstatus pelajar atau mahasiswa, dengan kata lain masih bisa ditemukannya remaja di club-club malam. Kebanyakan remaja yang melakukan aktivitas ini adalah mereka yang berasal dari keluarga berada dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Penampilan fisik yang terlihat modis dengan pakaian model terkini hingga gaya rambut yang sedang populer.

Remaja yang masih belum mampu menguasi dirinya secara fisik dan psikis nya sering mengacu kepada apa yang diinginkan lingkungan pergaulannya. Karena takut dikatakan tidak gaul, maka banyak remaja terjerumus ke narkoba, mabuk dan free sex. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor keluarga. Menurut penulis, clubbers berasal dari keluarga yang ‘broken home’, kurangnya perhatian dan kasih sayang, sibuknya orangtua atau di didik terlalu keras, akan membuat remaja tersebut rapuh, sehingga dia akan mencari: tempat yang nyaman, yang mau menerima kekurangannya, perhatian dan kebebasan. Untuk itu lirik lagu diatas sangat mewakili suara hati para remaja yang rapuh. Remaja yang hanya butuh perhatian dan kasih sayang.


2.6.4 Perkataan Buruk dan Jorok

Terdapat hubungan antara bahasa pertama yang diperoleh oleh seorang anak, dengan perkembangan anak nantinya. Seorang anak yang memperoleh bahasa pertama berupa kata-kata kotor, maka anak tersebut akan menirunya dan mengucapkannya hingga ia dewasa. Selanjutnya, perilakunya akan terpengaruh pula. Hal ini sesuai dengan penelitian di Jepang, bahwa air yang diucapkan kata-kata buruk, kristal-kristalnya akan berbentuk buruk pula. Berbeda dengan air yang diucapkan kata-kata baik, kristal-kristalnya akan berbentuk sangat bagus. Manusia sendiri terdiri 90% dari tubuhnya terdiri dari air. Karenanya, bukan tidak mungkin kata-kata yang biasa didengar oleh anak akan membentuk pribadi anak sesuai dengan kata-kata yang mereka dengar.

Lingkungan juga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan bahasa pertama anak. Tidak jauh berbeda dengan contoh di atas, seorang anak yang tumbuh di lingkungan dengan kondisi sosial buruk, akan memperoleh kata-kata yang buruk untuk didengar. Kata-kata tersebut kemudian diulang-ulangnya, meskipun dia tidak tahu apa artinya. Bahkan terkadang, ketika menangis pula kata tersebut mereka ucapkan tanpa sadar. Contoh lainnya, seorang anak yang tumbuh di lingkungan dengan banyak larangan, maka kata-kata yang didengarnya hanyalah kata-kata negatif yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan si anak. Anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pesimis, penuh rasa takut, tidak mampu menghadapi masalah, dan lainnya.

Perkataan jorok adalah perkataan yang tidak pantas bagi norma yang berlaku. Selain karena faktor lingkungan dan model keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya.


2.6.5 Merokok

Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat
merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini
dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah,
kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat
disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap
asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe,
2000: 20). Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi
terlihat dan terdengar asing lagi bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa
kita temui orang-orang yang melakukan akitivitas merokok yang disebut
sebagai perokok. Di Indonesia, anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas jadi perokok aktif.

Mungkin juga semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi
ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat
berkumpul remaja atau anak-anak sekolah usia sekolah menengah kita
menemukan para remaja merokok.

Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu
merugikan kesehatan karena dapat menimbulkan dan mendorong
berbagai penyakit. Namun demikian, merokok tetap diminati bahkan
telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan perokok dengan berbagai
alasan. Ada yang mengatakan merokok itu adalah sarana pergaulan,
merokok itu memberi ketenangan, atau rokok itu mendorong kreativitas,
dan banyak lagi alasan lainnya. Rokok tetap menjadi pilihan bebas dari
setiap individu dalam menentukan sikap menjadi perokok atau tidak.
Dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok jika dilihat dari
segi kesehatan tidak ada yang bermanfaat. Tetapi sampai saat ini pun
jumlah perokok tidak semakin berkurang bahkan bertambah.


2.6.6 Membolos Sekolah

Membolos sekolah mungkin ini merupakan salahsatu budaya dalam pendidikan di bumi pertiwi ini. Sering kali kita mendapati anak-anak sekolah yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah. Kalau jaman dahulu mungkin hanya sebatas anak laki-laki saja yang melakukan atau melestarikan kebudayaan ini namun akhir-akhir ini tidak jarang kita temukan anak sekolah perempuan yang membolos di jam sekolah, sendiri dengan sesama teman perempuan ataupun dengan teman laki-laki. Lalu bagaimana dengan peraturan sekolahnya? Apakah sekolah tidak melakukan tindakan dengan kejadian semacam ini? Mungkin ada beberapa sekolah yang menganggap hal ini adalah hal yang biasa dengan tidak memberikan sanksi terhadap anak yang membolos. Namun sesungguhnya di setiap sekolah pasti ada peraturan yang mengatur tentang sanksi bagi anak yang membolos. Tetapi peraturan ini terkadang tidak ditegakkan entah karena gurunya tidak tahu atau memang karena guru tersebut sudah bosan menghukum anak yang bersangkutan.

Hukuman bagi siswa yang membolos terkadang bisa menjadi pisau bermata dua yang terkadang juga bisa merepotkan guru, bagaimana tidak? Seperti yang Anda ketahui belakangan ini banyak berita mengenai kekerasan guru terhadap muridnya. Menurut penulis itu adalah suatu hal yang wajar karena seorang guru tentunya juga mempunyai harga diri jika peraturan yang dibuatnya dilanggar berulang- ulang kali, sang guru pasti akan merasa tidak dihargai sebagai guru tentunya.

Lalu apa sebenarnya tujuan para murid membolos? Inilah mungkin yang menjadi kunci permasalahnya, rata-rata murid membolos dikarenakan hal-hal sebagai berikut:



1.      Bosan dengan kegiatan sekolah

Kegiatan sekolah yang itu-itu saja terasa membosankan bagi para siswa yaitu datang, duduk, diam, mendengarkan, lalu pulang. Hal ini dilakukan setiap hari tentu akan menjadi suatu hal yang sangat membosankan.

2.      Tertarik dengan kegiatan di luar sekolah

Jiwa muda para pelajar sering menjadi alasan kenakalan remaja salah satunya membolos, ketika seorang pelajar mengetahui ada kegiatan menarik di luar sekolah tentu siswa tersebut akan berusaha untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut dan sayangnya kegiatan di luar sekolah tersebut bukan hanya kegiatan yang bersifat positif.

3.      Ajakan teman

Ajakan teman terkadang terdengar seperti tantangan atau mungkin ejekan yang membuat seorang siswa tidak mampu menahan godaan adrenalin.

4.      Takut / malas melihat wajah guru

Alasan yang satu ini merupakan alasan yang paling populer dikalangan pelajar. Dengan alasan takut atau malas mengikuti pelajaran salah seorang guru membolos merupakan pilihan yang menggiurkan, entah karena tidak mengerjakan PR atau alasan yang lain sebagainya.

5.      Malas

Alasan ini merupakan gabungan dari alasan ke 4 dan ke 1.

6.      Kesiangan

Ketika seseorang pelajar terlambat datang ke sekolah dia akan berfikir antara dihukum karena terlambat atau dihukum karena membolos? Andaikan Anda seorang pelajar Anda akan berfikir sama-sama dihukum tapi mending dihukum karena membolos karena sudah merasakan enjoynya membolos.

7.      Cari uang

Ini mungkin alasan yang ada hanya di negara miskin seperti Indonesia ini. Alasan yang satu ini sebenarnya tidak layak untuk dicantumkan karena layaknya seorang pelajar seharusnya berfikir tentang pelajaran bukan mencari uang, tapi apa boleh dikata biginilah kondisinya. Alasan-alasan di atas biasanya adalah alasan yang menjadi dasar pemikiran seorang siswa untuk membolos jadi ada baik nya seorang guru melakukan penelitian terhadap siswa-siswanya yang membolos kemudian menetapkan metode paling baik untuk mengatasi budaya membolos ini.

Notes : Jangan menjadi generasi pelengkap yang fungsinya hanya sebagai penghitam dalam buku, jadilah pelopor untuk kemajuan sekitarmu.


2.7 Solusi terhadap Masalah yang Ditimbulkan dari Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang

2.7.1 Penyalahgunaan Narkoba atau Napza

Solusi terhadap masalah penyalahgunaan narkoba atau napza, antara lain:

a.       Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

b.      Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial.

c.       Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.

d.      Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi remaja.

e.       Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.

f.       Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.

g.      Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).


2.7.2 Hamil di luar nikah

Adapun solusi agar tidak terjadi hamil di luar nikah antara lain:

a.  Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun
b.  Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang
c.  Membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang hanya beda umur atau 3 tahun, baik lebih tua darinnya
d.  Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, radio, dan handphone
e. Perlunya bimbingan kepribadian sekolah, karena di siswa lebih banyak menghabiskan waktunnya di lingkungan sekolah.
f. Perlunya pembelajaran agama, yang dilakukan sejak dini.
g. Diajarkan pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai agama.
h. Sebagai orang tua harus jadi tempat “curhat” yang nyaman untuk si anak.




2.7.3 Clubbing (dunia malam)

Berikut adalah upaya dan tindakan mengatasi pengaruh negatif dunia malam

1.      Peran orang tua

Pertama, harus ada kemauan dari orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman. Kondisi yang tidak harmonis di keluarga akan menyebabkan anak mencari tempat hiburan malam untuk menghilangkan kegalauan hatinya. Orangtua sebaiknya memiliki kesantunan perkataan dan perbuatan. Santun dalam perkataan adalah senantiasa mengucapkan hal-hal yang baik saja, lembut, merendahkan suaranya. Sedangkan santun dalam perbuatan seperti suka menolong orang lain dan memberikan contoh yang baik. Kedua, perhatian serta tanggung jawab sebagai orangtua mutlak diperlukan. Orangtua harus tau apa saja yang dilakukan anaknya di luar dan bagaimana cara mengatasi persoalan anaknya yang notabene sudah bukan anak-anak lagi.

2.      Peran masyarakat

Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Untuk itu lingkungan masyarakat yang kondusif sangat dibutuhkan untuk mengendalikan maraknya kriminalitas dan hal-hal menyimpang yang dilakukan remaja. Keberadaan karang taruna dirasa tepat untuk mengkoordinir remaja dalam berorganisasi dan melakukan hal yang positif.

3.      Peran pemerintah

Pemerintah merupakan tonggak penerapan kebijakan. Kenapa para remaja dengan mudahnya keluar masuk diskotik, club, tempat karaoke, dan sejenisnya, sepertinya perlu dipikirkan ulang. Pembatasan umur untuk masuk tempat hiburan dan kurang ketatnya peraturan di tempat hiburan tersebut membuat remaja gampang berlalu lalang. Razia aparat kepolisian pun serasa tidak pernah membuat mereka kapok. Ada baiknya pemerintah mengkaji ulang akan masalah ini, agar anak muda generasi bangsa bisa menjadi penerus bangsa yang berkompeten.

4.      Peran anak muda sendiri

Anak muda adalah kunci utama dari semua dampak yang ada. Semua berasal dari diri sendiri. Apabila mereka mampu mengendalikan diri untuk tidak terjerumus ke hal negatif mereka tak akan kehilangan masa depan cerahnya.


2.7.4 Perkataan Buruk dan Jorok

1. Perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak. Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya.

2. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa bertanya kepada anak, misalnya darimana ia mendapatkan kata tersebut, kata tersebut artinya apa, juga misalnya akibat apa jika kata tersebut diucapkan kepada orang lain, dan sebagainya.

3. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain. Anak usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat.

4. Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.

5. Ketimbang Anda memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.

6. Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit dipisahkan.


2.7.5 Merokok

1. Menasehati dan menuntun kembali remaja-remaja tersebut agar tidak merokok.

2. Orang tua semakin mengawasi pergaulan anaknya.

3. Membawanya ke tempat rehabilitasi perokok.

4. Stasiun TV mengurangi iklan yang berbau rokok.

5. Membatasi pergaulan remaja yang tak terarah.

6. Memberikan sanksi yang berat terhadap remaja yang ketahuan merokok.

2.7.6 Membolos Sekolah

1. Tetap menekankan pentingnya sekolah

Terapi terbaik untuk anak yang mengalami fobia sekolah adalah dengan mengharuskannya tetap bersekolah setiap hari. Karena, rasa takut harus diatasi dengan cara menghadapinya secara langsung. Keharusan untuk memaksa anak untuk masuk sekolah, akan menjadi obat mujarab. Lambat laun keluhannya akan makin berkurang. Makin sering anak diizinkan bolos, akan makin sulit mengembalikannya lagi ke sekolah. Selain itu, dengan mengizinkannya absen sekolah, anak akan makin ketinggalan pelajaran, serta makin sulit untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya.

2. Berusahalah untuk tegas dan konsisten menghadapi keluhannya

Baik karena pusing mendengar suara anak maupun karena amat mengkhawatirkan kesehatannya, orang tua seringkali meluluskan permintaan anaknya. Tindakan ini tentu tidak sepenuhnya benar. Jika kita bangun pagi anak segar bugar, namun pada saat mau berangkat sekolah tiba-tiba mogok, maka sebaiknya orangtua tidak melayani sikap negosiasi anak dan langsung mengantarnya ke sekolah. Hindari juga sikap menjanjikan hadiah jika anak mau berangkat sekolah. Karena hal ini akan menjadi pola kebiasaan yang tidak baik. Si anak tidak akan mempunyai kesadaran sendiri kenapa dirinya harus sekolah dan terbiasa memanipulasi orangtua.

Begitu pun jika sudah terlambat ke sekolah. Orang tua harus tegas dan bekerjasama dengan guru meskipun si anak “mengamuk”. Tentunya diikuti dengan sikap yang tenang dan kesabaran untuk tahu mengapa si anak tak ingin sekolah.

3. Konsultasikan kesehatan anak pada dokter

Jika anak mengeluhkan sesuatu pada tubuhnya, seperti pusing, mual, dan lain sebagainya, orang tua bisa langsung membawanya ke dokter. Setelah itu anak dapat kembali ke sekolah. Selain itu juga, dokter pun dapat membantu orang tua memberikan diagnose apakah keluhan anak merupakan tanda dari adanya stress terhadap sekolah, atau karena penyakit lainnya yang perlu ditangani serius.

4. Bekerjasama dengan guru kelas atau asisten lain di sekolah.

Umumnya para guru sudah biasa menangani masalah fobia di sekolah. Orang tua bisa meminta bantuan pihak guru untuk menenangkan anak dengan cara-cara seperti membawanya ke perpustakaan, mengajakanak beristirahat sejenak di tempat yang tenang. Jika sang anak sudah cukup dewasa, guru dapat mendiskusikan masalah yangs sedang memberati anak.

5. Luangkan waktu untuk berbicara pada anak.

Luangkan waktu yang insentif dan tidak tergesa-gesa untuk mendiskusikan apa yang membuat anak takut, cemas atau enggan ke sekolah. Hindarkan sikap mendesak atau bahkan tidak percaya dengan anak-anak. Cara ini hanya akan membuat anak Anda semakin tertutup hingga masalahnya tidak terbuka dan tuntas. Bekalilah anak Anda dengan strategi pemecahan masalah daripada mendorongnya untuk menghindari problem. 

6. Konsultasikan pada psikolog atau konselor jika masalah terjadi berlarut larut.

Jika orang tua tak mampu mengatasi anaknya hingga jangka waktu yang panjang. Ini menandakan adanya problem psikologis yang perlu ditangani secara proporsional oleh ahlinya. Apalagi jika fobia sekolah ini sangat menggangu sekolah anak. Hendaknya secepat mungkin persoalan ini dituntaskan. Psikolog atau konselor akan membantu menemukan pokok persoalan yang mendasari ketakutan, dan kecemasan anak, sekaligus menemukan elemen lain yang tidak terpikirkan oleh keluarga.

2.8 Mengetahui Hasil Angket Tentang Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang

Dari penyebaran angket tentang “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa kelas 7,8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang, penulis mendapatkan hasil yang akan diuraikan sebagai berikut.

Pertanyaan pertama yaitu “Apakah pergaulan mempengaruhi perilaku Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pergaulan mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.

            Pertanyaan kedua yaitu “Apakah Anda bisa membedakan pergaulan positif dan negatif?” Yang menjawab ya sebanyak 95%, tidak sebanyak 1%, dan ragu-ragu sebanyak 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang bisa membedakan antara pergaulan positif dan negatif.

            Pertanyaan ketiga yaitu “Apakah pergaulan itu penting bagi Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 93%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 7%. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa pergaulan itu sangat penting bagi siswa SMP Negeri 20 Malang.

Pertanyaan keempat yaitu “Apakah Anda termasuk orang yang mudah terbawa arus pergaulan?” Yang menjawab ya sebanyak 14%, tidak sebanyak 44%, dan ragu-ragu sebanyak 42%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang tidak mudah terbawa arus pergaulan.

Pertanyaan kelima yaitu “Apakah Anda termasuk orang yang susah bergaul?” Yang menjawab ya sebanyak 12%, tidak sebanyak 72%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang tidak termasuk orang yang susah bergaul.

Pertanyaan keenam yaitu “Apakah Anda termasuk orang yang memilih-milih teman dalam bergaul? Yang menjawab ya sebanyak 23%, tidak sebanyak 51%, dan ragu-ragu sebanyak 26%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang tidak termasuk orang yang memilih-milih teman dalam bergaul.

Pertanyaan ketujuh yaitu “Apakah pergaulan dan perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang sudah baik?” Yang menjawab ya sebanyak 17%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 75%. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa pergaulan dan perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang masih diragukan kebaikannya.

Pertanyaan kedelapan yaitu “Apakah anda akan menegur teman jika melakukan perilaku kurang baik?” Yang menjawab ya sebanyak 74%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang akan menegur temannya jika melakukan perilaku kurang baik.

Pertanyaan kesembilan yaitu “Apakah pergaulan Anda mempengaruhi prestasi belajar Anda?” Yang mejawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pergaulan mempengaruhi prestasi belajar siswa SMP Negeri 20 Malang.

Pertanyaan kesepuluh yaitu “Apakah Anda lebih suka bergaul dengan teman dibanding berkumpul dengan keluarga?” Yang menjawab ya sebanyak 13%, tidak sebanyak 46%, dan ragu-ragu sebanyak 41%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang lebih menyukai bergaul dengan keluarga dibanding dengan teman.

Pertanyaan kesebelas yaitu “Apakah Anda lebih nyaman jika bergaul dengan orang yang umurnya lebih tua dari Anda” Yang menjawab ya sebanyak 14%, tidak sebanyak 38%, ragu-ragu sebanyak 48%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang masih meragukan jika lebih nyaman bergaul dengan orang yang umurnya lebih tua.

Pertanyaan keduabelas yaitu “Apakah anda lebih nyaman jika bergaul dengan lawan jenis?” Yang menjawab ya sebanyak 17%, tidak sebanyak 21%, dan ragu-ragu sebanyak 62%. Dari data tersebut dapat disimbulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang masih meragukan jika lebih nyaman bergaul dengan lawan jenis.

Pertanyaan ketigabelas yaitu “Apakah sosial media turut berpengaruh mengubah perilaku dan pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 55%, tidak sebanyak 20%, ragu-ragu sebanyak 25%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang perilaku dan pergaulannya dipengaruhi oleh sosial media.

Pertanyaan keempatbelas yaitu “Apakah perilaku Anda dipengaruhi oleh budaya asing?” Yang menjawab ya sebanyak 22%, tidak sebanyak 44%, dan ragu-ragu sebanyak 34%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang perilakunya tidak dipengaruhi oleh budaya asing.

Pertanyaan kelimabelas yaitu “Apakah pergaulan Anda dipengaruhi oleh lingkungan sekolah?” Yang menjawab ya sebanyak 57%, tidak sebanyak 14%, dan ragu-ragu sebanyak 29%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah.

Pertanyaan keenambelas yaitu “Apakah keluarga turut mempengaruhi perilaku Anda untuk menjadi lebih baik?” Yang menjawab ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga turut mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang untuk menjadi lebih baik.

Pertanyaan ketujuhbelas yaitu “Apakah orang tua Anda selalu mengawasi pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 71%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-ragu sebanyak 20%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa orang tua selalu mengawasi pergaulan siswa SMP Negeri 20 Malang.

Pertanyaan kedelapanbelas yaitu “Apakah Anda memiliki masalah dalam pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 10%, tidak sebanyak 77, dan ragu-ragu sebanyak 13%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang tidak memiliki masalah dalam bergaul.

Pertanyaan kesembilan belas yaitu “Apakah Anda merasakan secara langsung dampak dari pergaulan yang salah?” Yang menjawab ya sebanyak 54%, tidak sebanyak 25%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang dapat merasakan secara langsung dampak dari pergaulan yang salah.

Pertanyaan keduapuluh yaitu “Apakah Anda sudah menerapkan pergaulan yang baik?” yang menjawab ya sebanyak 59%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 36%. Dari data tersrbut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang sudah menerapkan pergaulan yang baik.

                                                        


 BAB III

PENUTUP

Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliput: (1) simpulan, dan (2) saran.


3.1 Simpulan

Remaja masa kini pasti membutuhkan pergaulan. Bahkan pergaulan yang baik atau kurang baik mulai tergolong hal yang relatif di kalangan remaja. Tanpa pergaulan, remaja akan merasa hidupnya kurang bermakna, padahal tidak sepenuhnya seperti itu. Kadang, remaja masa kini menggunakan pergaulan sebagai pemenuhan segala aspek kehidupan seperti batin, psikis, dan lain-lain. Maka dari itu pergaulan mampu menggeser peran keluarga dalam diri serta hidup remaja. Padahal keluarga sangat dibutuhkan untuk mengarahkan remaja masa kini dalam pergaulan yang baik.

            Lingkungan juga turut mempengaruhi perilaku remaja, sebab dari lingkunganlah pergaulan remaja bermula. Apabila pergaulan dalam lingkungan yang kurang baik maka dampak yang ditimbulkan adalah perilaku yang kurang baik pula. Dari hal tersebut remaja diharapkan dapat selektif dalam memilih teman bergaul. Namun bukan dilihat dari bidang ekonominya, melainkan dari perbuatan atau karakter dalam pergaulan tersebut. Peran orangtua dan guru sebagai pembimbing dan mengawasi remaja sangat diperlukan. Agar remaja tidak salah dalam memilih pergaulan yang menyimpang.             Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan teman pada remaja mampu merubah perilaku seseorang yang awalnya berbeda dari lingkungannya menjadi sama dengan lingkungan pergaulan tersebut. Karena pergaulan mampu mempengaruhi pola pikir seseorang.

            Dari  penjabaran di atas pula, dapat disimpulkan kembali bahwa hipotesis yang penulis kemukakan cukup akurat. Memang benar sebagian besar pengaruh pergaulan teman dapat mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.


3.2 Saran

3.2.1 Guru

a. Diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang pergaulan pada siswa oleh sekolah, agar siswa lebih mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan. Sehingga mampu meminimalisir terjadinya pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan pergaulan.

b. Lebih difungsikannya guru BK agar siswa yang mempunyai masalah dalam pergaulan lebih memiliki wadah yang dijamin akan mampu menyelesaikan masalah siswa tersebut.


3.2.2 Orang Tua

a. Supaya orang tua lebih ikut berperan aktif lagi dalam memantau pergaulan anaknya, tapi tidak dengan mengekang pergaulan anak terlalu berlebihan. Karena, dengan mengekang anak mampu memberontak dan memaksa keluar dari pengawasan orang tua.

b. Memberikan perhatian sebagaimana seharusnya dengan anak, agar anak tidak lebih memilih pergaulan daripada keluarga. Sehingga, anak lebih merasa nyaman dengan keluarga dan meminimalisir kemungkinan terjadinya salah pergaulan.


3.2.3 Siswa

a. Kemauan diri sendiri untuk berani memilih-memilih mana pergaulan yang harus dimasukkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun yang sebaliknya.

 Jika anda memiliki kemauan, maka akan terjadi kemungkinan Anda bisa mengurangi resiko diri Anda untuk masuk dalam pergaulan yang salah.

b. Motivasi

Siswa sangat membutuhkan motivasi, baik itu dari diri siswa sendiri atau bahkan dari orang lain (di lingkungan sekitar). Dengan motivasi siswa akan merasa terpacu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam pergaulan, dan mampu merubah perilaku siswa menjadi lebih baik.

c. Pengaturan waktu yang efektif.

Siswa harus bisa membedakan mana waktu yang harusnya digunakan untuk bergaul, untuk belajar, untuk makan, untuk beristirahat, dan lain sebagainya. Jika siswa sudah bisa melakukan 'management waktu' dengan baik, maka besar kemungkinan siswa memiliki perilaku dan pergaulan yang baik dan sehat pula.




DAFTAR RUJUKAN

1.      http://novariant.blogspot.com/2013/01/kti.html (Minggu, 22 Desember 2013. Pada pukul 09.30 WIB)

2.      http://fileex.blogspot.com/2013/11/artikel-tentang-pergaulan-remaja-yang.html (Minggu, 22 Desember 2013. Pada pukul 09.40 WIB)

3.      http://www.slideshare.net/annaseptiyani1/pergaulan-sehat-untuk-remaja (Senin, 30 Desember 2013. Pada pukul 10.10 WIB)

4.      http://bundabeka07.wordpress.com/2011/12/29/faktor-faktor-yang-memengaruhi-pergaulan-remaja (Senin, 30 Desember 2013. Pada pukul 12:31 WIB)

5.      http://fentifs.wordpress.com/2013/09/03/pergaulan-remaja-sehari-hari/ (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.28 WIB)

6.      http://theniesland.blogspot.com/2010/02/antara-narkoba-dan-pergaulan-remaja.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.30 WIB)

7.      http://swijayas.blogspot.com/p/pengaruh-narkoba-terhadap-kehidupan.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 11.40 WIB)

8.      http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.com/2013/03/kehamilan-remaja.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.00 WIB)

9.      http://www.bimbingan.org/makalah-tentang-akibat-kehamilan-diluar-nikah.htm (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.17 WIB)

10.  http://kidullapangan.blogspot.com/2013/04/hamil-sebelum-nikah.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.33 WIB)

11.  http://pergaulan-bebas-1993.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-clubbing.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 12.48 WIB)


13.  http://adisastrajaya.blogspot.com/2012/06/makalah-pengaruh-bahasa-kotor-jorok.html (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 13.44 WIB)


15.  http://massofa.wordpress.com/2010/12/26/kebiasaan-merokok-pada-remaja/v (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 14.13 WIB)

16.  http://darunnajah3.com/solusi-mengatasi-anak-malas-ke-sekolah/ (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 14.23 WIB)


18.  Sastraindonesia-um.blogspot.com (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.47 WIB)

19.  Fentifs.wordpress.com/2013 (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.55 WIB)

20.  www.wikipediabahasaindonesia.com (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 23.26 WIB)


0 comments:

Posting Komentar