” Kalau
sedang makan , jangan sambil ngomong !”
Larangan
diatas adalah larangan yang paling saya sering dengar sewaktu kecil, bahkan
hingga dewasa pun, jika saya makan sambil ngobrol, maka ucapan yang sama akan
dilontarkan mama saya.
Awalnya,
alasan utama larangan tersebut bertujuan menghindari tersedak, tetapi beberapa
hari yang lalu saya baru mengetahui bahwa selain menghindari tersedak, ternyata
makan yang disertai ngobrol dan sesekali disertai tertawa, ternyata sangat
berpengaruh pada kadar buang gas atau kentut. Atau istilah medisnya adalah
Flatulence.
Flatulence
adalah kondisi kesehatan yang ditandai oleh produksi gas dalam sistem
pencernaan. Gas tersebut merupakan produk dari proses pencernaan makanan, dan
biasanya hanya diproduksi oleh mahluk mamalia, salah satunya adalah manusia.
Bagi saya
pribadi, hal yang paling saya anggap “seram” adalah ketika proses kentut harus
di barengi dengan aroma yang tidak sebab. Apalagi bila kita sedang berada di
dalam ruangan yang ber AC atau sedang dalam suasana yang terdapat banyak orang.
Hal ini
tentu saja selain menimbulkan rasa tidak nyaman, dan bisa membuat kita menjadi
malu seumur hidup (hehe).
Melalui
seorang rekan dokter, saya bertanya beberapa hal yang berkenaan dengan kentut
yang kadang mengeluarkan aroma tidak sedap. Dan faktanya, selain warna urine
ternyata kentut juga bisa dijadikan indikator dari kesehatan organ pencernaan.
Secara normalnya,
tanpa disadari seorang lelaki dalam sehari bisa mengeluarkan kentut sebanyak
1.5-2.5 liter perhari, sementara wanita sebanyak 1.00-1.5 liter. Namun jumlah
angka tersebut bisa berubah karena pengaruh dari berapa banyak makanan serta
jenis makanan apa yang dikomsumsi. Kentut merupakan proses yang normal selama
tidak disertai intensitas yang tinggi dan sakit, namun jika kedua hal tersebut
sudah terjadi maka disarankan agar segera menemui pihak medis terdekat.
Menurut
The International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders, tubuh
mempunyai 4 cara dalam mengeluarkan gas dari tubuh, yaitu dengan
mengeluarkannya melalui anus atau dubur, sendawa, diserap oleh tubuh dan
dijadikan komsumsi bagi bankteri diusus.
Mengenai
kentut yang kadang berbunyi hal tersebut dikarenakan adanya getaran yang
terjadi di daerah sekitar lubang anus atau dubur.
Ada
beberapa hal yang mempengaruhi intensitas kentut seseorang, di antaranya adalah
:
1.
Terlalu banyak menelan udara.
Dalam
beberapa aktivitasnya, manusia kerap kali menelan banyak udara. Yaitu ketika
makan dan minum atau ketika sedang berbicara.
(Ternyata
mematuhi larangan orang tua untuk tidak berbicara ketika makan, tidak rugi ).
Udara
sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan proses metabolism, namun dalam
batas-batas tertentu, sehingga ketika tubuh kelebihan beban udara, maka harus
dikeluarkan dalam bentuk Flatulence.
Jadi
mulai sekarang tidak ada salahnya mulai menerapkan tehnik diam ketika sedang
makan, agar terhindar dari buang gas berlebihan.
2. Penguraian
makanan yang tidak sempurna.
Penyebab
kentut, yang lain adalah adalah tidak sempurnanya tubuh mengurai unsur-unsur
makanan dalam usus. Dan makanan ini selanjutnya dikonversi menjadi gas oleh
berbagai enzim. Dan dikelurkan dalam bentuk gas.
3. Intoleransi
pada makanan tertentu.
Pada
beberapa indivindu, penyebab buang gas di tenggarai karena adanya intoleransi
tubuh pada produk yang berasal dari susu, termasuk produk olahannya.
4.
Pengaruh dari penggunaan zat aditif buatan.
Beberapa
zat aditif buatanmengandung zat tertentu yang bernama sorbitol dan manitol. Zat
ini pada umumnya digunakan sebagai pengganti gula.
Zat
aditif juga ditemukan pada makanan dalam kemasan.
5.
Beberapa pengaruh dari makanan dan minuman yang dikomsumsi.
Minuman
yang mengandung soda dan karbonat, beralkohol, komsumsi tea dan kopi secara
berlebihan.
Kuantitas
komsumsi makanan juga ikut memperngaruhi intensitas pembuangan gas oleh tubuh.
Beberapa
makanan yang memicu buang gas adalah kol, kacang, pisang, bawang, plum dan
lobak
Sebenarnya
flatulence atau kentut, terdiri dari beberapa campuran gas yang tidak berbau
diantaranya adalah nitrogen, hydrogen,CO2, metana dan oksigen.
Dalam
suatu penyelidikan disebutkan bahwa gas dalam kentut terdiri dari 60% nitrogen,
30% karbondioksida dan 10% campuran dari metana dan hydrogen. Metana dan
hydrogen adalah gas yang mudah terbakar. Tidak mustahil bila kentut yang
mengandung gas metana dan hydrogen dalam jumlah tinggi, bisa menyebabkan rasa
terbakar dari lubang anus atau dubur.
Tidak
jarang kita mendapati aroma tidak sedap ketika kentut, hal ini terjadi karena
adanya kehadiran gas yang bernama hydrogen sulfide (H2S), indole, ammonia dan
skatole. Dan gas-gas tersebut semuanya mengandung unsure sulfur.
Seperti
diketahui, bahwa tubuh manusia mempunyai dua macam bakteri dalam tubuhnya,
yaitu bakteri jahat dan bakteri baik.
Bakteri
baik di sebut baik karena dia membantu proses pencernaan manusia dengan cara
memecah makanan yang kita makan menjadi zat-zat yang dibutuhkan manusia.
Salah
satu faktor penting terjadinya flatulence adalah adanya gas berlebihan yang
terdapat dalam perut. Pembuangan gas yang disertai aroma tidak sedap,
adakalanya mengindikasikan adanya gangguan pada usus.
Kentut
yang bau bukan berarti tidak bisa di minimalisir, jika kita mau lebih
memperhatikan apa yang dikomsumi. Termasuk gaya hidup yang diimbangi dengan
aktivitas fisik yang cukup, yaitu olah raga.
Berbicara
soal pembuangan gas, maka sama saja sedang membicarakan apa yang terjadi dalam
perut. Salah satunya adalah sembelit. Sembelit bisa di indikasikan tidak
normalnya proses pencernaan dalam usus, sehingga unsur-unsur yang seharusnya di
buang untuk sementara harus mengendap lebih lama dalam usus besar, dan ini
tentu saja memicu gas berlebihan dalam perut. Dan pada saat kentut, tidak
jarang akan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Berikut
adalah tips untuk meminimalisir kentut dan baunya.
1.
Sebaiknya hindari makanan yang berkarbohidrat tinggi.
Biasanya
terdapat pada makanan yang terbuat dari tepung terigu, ketela, singkong dan
kentang.
2.
Mengurangi jumlah udara yang masuk dalam tubuh.
Hindari
berbicara dan tertawa ketika sedang makan. Hentikan kebiasaan merokok dan
mengunyah permen karet. Karena hal tersebut membuat paru-paru menghirup udara
secara berlebihan, akumulasi udara yang berlebihan ini bisa menyebabkan
kembung, membuat perut menjadi tertekan dan menimbulkan gas.
Termasuk
menghindari minum dengan menggunakan sedotan. Hal ini bisa menyebabkan udara
lebih banyak masuk dalam saluran pencernaan.
3.
Menghindari makanan dan minuman yang rasa dan baunya ekstrim.
Adalah
makanan yang pedas atau masam, serta makanan dengan bau menyengat seperti
petai, jengkol dan durian. Dsarankan untuk cukup minum airputih.
4.
Kurangi komsumsi sayuran atau buah yang bisa menimbulkan gas.
Seperti
kacang-kacangan, kembang kol, kubis, brokoli dan pisang.
5.
Hindari makan dalam jumlah yang besar dan mengandung lemak tinggi, dan kunyah
makanan lebih lama, agar usus mudah mencerna nya..
6.
Lakukan aktivitas olah raga secara rutin.
Aktivitas
fisik yang rutin sangat membantu saluran pencernaan, terutama usus
untuk
bekerja lebih baik.
7.
Mengkomsumsi probiotik secara rutin sangat dianjurkan untuk meningkatkan
bakteri baik dalam usus. Probiotik yang dimaksud adalah yang mengandung
lactobacillus acidophilus.
Jadi, buang
gas atau kentut memang terlihat sepele, tetapi bila tidak cermat menyikapinya
akan menjadi bencana. Ketika gas dikeluarkan dengan aroma yang tidak sedap.
Semoga
bermanfaat.
sumber: http://kesehatan.kompasiana.com
0 comments:
Posting Komentar