PENGARUH PERGAULAN TEMAN TERHADAP
PERILAKU SISWA SMP NEGERI 20 MALANG
Disusun untuk Melengkapi Tugas Bahasa
Indonesia
sebagai Syarat Mengikuti Ujian Nasional (UN)
Disusun oleh:
Kelompok 6/9A
1. Firda
Khoirunnisa
(07)
2. Zahra Aisyiyah Rahayu
(14)
3. Gumawa Windu M
(20)
4. Hazrina Putri Alifiyah (27)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MALANG
Jalan Raden Tumenggung Suryo No. 38 Telp.
(0341) 491806 Malang
email: smpn20_malang@yahoo.com website: http://www.smpn20-mlg.sch.id
Tahun Pelajaran 2013-2014
LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis yang berjudul "Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku
Siswa SMP Negeri 20 Malang" ini telah disetujui pada tanggal
6
Januari 2014.
Disetujui oleh :
Kepala
SMP Negeri 20
Malang,
Guru Pembimbing,
Dra.
Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd
Dra. Rubiati,
M.Pd
NIP.
19641005 198903 2 009 NIP.
19680911 199512 2 005
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya
Tulis Ilmiah ini dipersembahkan untuk:
Bapak
dan Ibu Guru, yang telah memberikan pencerahan ilmu dalam hidup,
Ibu,
yang telah mengajari butir-butir kesetiaan dan pengorbanan,
Ayah,
yang telah mencurahkan seluruh cintanya dalam hidup,
Serta
orang-orang yang selalu memberi inspirasi dan semangat.
Karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan,
tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.
Orang-orang
yang berhasil adalah orang yang mampu bangkit ketika jatuh.
KATA PENGANTAR
Assalammu'alaikum Wr.Wb
Segala puji milik Allah. Kesejahteraan semoga terlimpahkan atas hamba-hamba-Nya
yang terpilih.
Penyusunan karya tulis ini berisi penjabaran penilitian tentang pengaruh
pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang. Karena kini
semakin maraknya pergaulan yang kurang baik di kalangan siswa SMP. Maraknya
pergaulan yang berdampak pada perilaku siswa, baik positif maupun negatif.
Karya tulis ini juga bertujuan sebagai referensi pembaca, bagaimana
perkembangan pergaulan saat ini.
Penyusunan karya tulis ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd, selaku
kepala SMP Negeri 20 Malang yang telah memberikan kesempatan dan mengesahkan
hasil karya tulis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Rubiati,
M.Pd, selaku guru pembimbing yang telah sabar mengarahkan dan memberikan
dukungan dalam penulisan karya tulis ini. Nurmanyah Putra Sidik siswa SMP
Negeri 20 Malang kelas 9D yang telah bersedia penulis wawancarai untuk
melengkapi data karya tulis ini, serta kedua orang tua penulis yang telah
memberikan dukungan secara finansial dan moral selama penulisan karya tulis.
Tak lupa teman-teman yang telah memberikan banyak semangat, inspirasi, dan motivasi,
serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, penulis mengharapkan saran
serta kritik yang membangun untuk perbaikan dan bekal penulis di waktu
mendatang.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Wassalammu'alaikum
Wr.Wb.
Malang, 6 Januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan
ini penulis akan menguraikan tentang, (1) latar belakang masalah, (2) ruang lingkup masalah, (3) pembatasan masalah,
(4) rumusan masalah,
(5) tujuan penelitian,
(6) manfaat penelitian,
(7) anggapan dasar dan
hipotesis, dan (8) sumber data dan metode.
1.1 Latar Belakang Masalah
Remaja adalah generasi penerus yang akan
membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh kedepan
dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
sekitar.
Maka dari itu, remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,
baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Banyak kita baca di media masa maupun kita lihat
di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang
melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan
masyarakat sekitar.
Masa remaja merupakan masa yang penuh
problema. Dalam masa ini tidak sedikit remaja yang mengalami kegoncangan yang
menyebabkan munculnya emosional yang belum stabil sehingga mudah melakukan
pelanggaran terhadap norma-norma dalam masyarakat. Remaja sebagai manusia yang
sedang tumbuh dan berkembang terus melakukan interaksi sosial baik antara
remaja maupun terhadap lingkungan lain. Melalui proses adaptasi, remaja
mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok baru yang ada dalam lingkungan
suatu kelompok remaja. Dalam
pergaulan remaja, kebutuhan untuk dapat diterima bagi setiap individu merupakan
suatu hal yang sangat mutlak sebagai makhluk sosial. Setiap anak yang memasuki usia remaja akan dihadapkan
pada permasalahan penyesuaian sosial, yang diantaranya adalah problematika
pergaulan teman sebaya. Pembentukan sikap, tingkah laku dan perilaku sosial
remaja banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan ataupun teman-teman sebaya.
Apabila lingkungan sosial itu menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap
remaja secara positif, maka
remaja akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Lalu
apabila lingkungan sosial
memberikan peluang secara negatif terhadap remaja, maka perkembangan sosial
remaja akan terhambat. Pengaruh lingkungan diawali dengan pergaulan dengan
teman. Pada usia 9-15 tahun hubungan perkawanan merupakan hubungan yang akrab
yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan bersama, dan saling membagi
perasaan, saling tolong menolong untuk memecahkan masalah bersama. Peran teman
sebaya dalam pergaulan remaja menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya minat individu dalam persahabatan serta keikutsertaan dalam
kelompok. Kelompok teman sebaya juga menjadi suatu komunitas belajar di mana
terjadi pembentukan peran dan standar sosial yang berhubungan dengan pekerjaan
dan prestasi. Berdasarkan pra penelitian di lapangan bahwa dalam suasana
belajar ataupun waktu istrahat sedang berlangsung, baik siswa laki-laki maupun
perempuan menghabiskan banyak waktunya bersama dengan teman-temannya. Ada dua
bentuk perilaku yang muncul dari pengaruh teman sebaya, yang pertama kelompok
siswa yang selalu berprestasi dan yang kedua yakni kelompok siswa yang suka
melanggar aturan sekolah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pergaulan
Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang.”
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Kita memaknai lingkungan sekitar kita, karena
memiliki keinginan. Dikarenakan keinginan ini, beberapa hal kita anggap
berharga, sedangkan yang lainnya tidak. Sebagian penting, sementara yang lain
tidak. Nilai dan arti penting merupakan salah satu cara kita memaknai fenomena
sekitar. Ada kalanya kita menerima suatu keadaan atas dasar paksaan. (Dr. C.
George Boeree;2008) Kita sadar penerimaan itu, tetapi tidak terjadi secara
sukarela, dapat terjadi dibawah todongan senjata atau karena sekedar ‘tawaran
permen’. Jadi, ini terjadi karena sanksi atau tindakan memaksa dari orang lain
yang menimbulkan pengaruh besar. Sebagian besar dari apa yang kita sebut
penerimaan itu, di dalam literatur-literatur ilmiah dinyatakan ‘sesuatu yang
sadar’ dan ‘tidak begitu disertai kesukarelaan’. Ia selalu didorong oleh
ketakutan sosial, seperti takut dicela masyarakat, merasa rendah diri, ingin
disukai orang lain.
Tindakan juga mempengaruhi sikap moral kita.
Inilah sebabnya apa yang kita lakukan, meskipun hal tersebut buruk, kita
cenderung mendapatkan justifikasi bahwa hal tersebut benar
untuk dilakukan. Tindakan merupakan cara untuk mengungkapkan diri kita. Ketika
kita tidak tahu pasti tentang perasaan atau kepercayaan yang kita pegang, kita
melihat pada perilaku kita, sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Tidak
seorangpun ingin terlihat tidak konsisten. Untuk menghindari hal ini, kita
mengekspresikan sikap yang sesuai dengan perilaku kita. Agar terlihat
konsisten, kita dapat berpura-pura mengenai sikap tersebut. Bahkan jika hal ini
berarti kita harus memperlihatkan sedikit kebohongan atau penipuan, hal ini
dapat terbayar ketika kita berhasil memanagement impresi (dampak)
yang kita buat.
Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis,
masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha
mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
Keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis (faktor fisik), faktor kognitif (kecerdasan
inteektual), faktor psikologis (faktor mental), maupun faktor lingkungan.
Dalam kesehariannya, remaja tidak lepas dari pergaulan dengan
remaja yang lain. Remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (sosial skill) untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan
berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain,
memberi atau menerima kritik,
bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain sebagainya.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup di atas pembatasan masalah yang dapat disimpulkan
dari penelitian ini, sebagai berikut.
1.3.1 Pengertian pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku
siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.3.2
Macam-macam pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.3.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP
Negeri 20 Malang.
1.3.4
Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku
siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.3.4.1
Dampak positif
1.3.4.2
Dampak negatif
1.3.5
Contoh-contoh pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.3.6
Masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa
SMP Negeri 20 Malang.
1.3.7
Solusi terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri
20 Malang.
1.3.8
Mengetahui hasil angket tentang pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku
siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah yang dapat diambil dari
penelitian ini, sebagai berikut.
1.4.1
Apa pengertian dari pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri
20 Malang?
1.4.2
Apa saja macam-macam pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP
Negeri 20 Malang?
1.4.3
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan teman terhadap perilaku
siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.4
Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap
perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.5
Apa saja contoh-contoh pengaruh pergaulan teman terhadap siswa SMP Negeri 20
Malang?
1.4.6
Apa saja masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap
perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.7
Bagaimana solusi terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya pengaruh
pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang?
1.4.8
Bagaimana hasil angket pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP
Negeri 20 Malang?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh tujuan penelitian
sebagai berikut.
1.5.1 Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini adalah
mendiskripsikan pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, penulis dapat merumuskan tujuan khusus dari
penelitian ini sebagai berikut.
1.5.2.1
Mendiskripsikan pengertian pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.2
Mendiskripsikan macam-macam pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.3
Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan
teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.4
Mendiskripsikan dampak-dampak yang ditimbulkan dari
pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2.5
Mendiskripsikan
contoh-contoh pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.6
Mendiskripsikan masalah yang
ditimbulkan dari pengaruh
pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang.
1.5.2.7
Mendiskripsikan solusi
terhadap masalah yang ditimbulkan
karena adanya pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku
siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.8
Mendiskripsikan hasil angket pengaruh pergaulan teman
terhadap siswa SMP Negeri 20 Malang
1.6 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat data yang diberikan oleh
karya tulis ini sebagai berikut.
1.6.1 Bagi guru
1. Menambah wawasan
mengenai bagaimana pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri
20 Malang.
2. Penelitian ini juga
sangat berguna terutama sebagai bahan untuk terus memotivasi siswa-siswi.
1.6.2 Bagi orang tua
1. Dapat mengetahui
pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang pada masa
kini.
2. Lebih ikut berperan aktif lagi dalam mengawasi
pergaulan siswa pada masa kini.
1.6.3 Bagi siswa
1. Dapat mengetahui hal-hal
seputar pengaruh pergaulan teman terhadap siswa.
2. Dapat mengetahui faktor-faktor, dampak positif
dan negatif, contoh-contoh, masalah dan solusi pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
3. Dapat mengetahui
batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam pergaulan teman yang dapat
berdampak pada perilaku siswa.
1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.7.1 Anggapan Dasar
Pada dasarnya pergaulan itu sangat penting,
bukan hanya bagi siswa namun juga bagi semua orang. Karena pergaulan tidak
hanya berlaku di lingkungan sekolah, namun juga berlaku di lingkungan
masyarakat. Banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang memiliki pergaulan
berbeda–beda. Mulai dari pergaulan yang baik hingga pergaulan yang kurang baik.
Pergaulan yang baik umumnya menjurus ke dalam
perilaku siswa yang positif, sebaliknya pergaulan yang kurang baik akan
menjurus ke dalam perilaku siswa yang negatif. Peran
orang-orang disekitarnya juga akan mempengaruhi sekitarnya. Remaja
pun rela menganut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam pergaulan remaja, di rumah peran dari orang tua membantu membentuk
karakter anak supaya menjadi lebih baik, di sekolah guru juga membantu
pembentukan karakter siswa dan teman juga turut mempengaruhi perilaku siswa,
sehingga lingkungan sangat mempengaruhi pergaulan siswa.
Lingkungan adalah salah satu
penyebab pergaulan siswa itu baik atau menyimpang, karena siswa itu banyak
menghabiskan waktu mereka untuk bermain setelah pulang sekolah, jadi otomatis
mereka lebih banyak berinteraksi sosial dengan lingkungan umum. Interaksi
tersebut dapat merubah karakter siswa yang bermula dari pergaulannya. Komunikasi yang baik adalah kunci bagi pergaulan.
Banyak kita melihat di negara kita permasalahan pergaulan bebas yang dilakukan
oleh para pelajar. Pergaulan tersebut merubah sikap siswa ke arah yang
menyimpang seperti merokok, tawuran, narkoba, dan lain sebagainya. Maka dalam
hal tersebut peran orang tua untuk mengawasi pergaulan anaknya sangat
dibutuhkan. Bukan hanya orang tua namun guru juga turut mengawasi pergaulan
pada siswanya. Dengan
demikian, pergaulan teman dapat mempengaruhi perilaku siswa baik pergaulan di
dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar yang bersifat positif dan negatif.
1.7.2 Hipotesis
Penulis beranggapan siswa
SMP Negeri 20 Malang mayoritas memiliki pergaulan yang berbeda, dilihat dari
penelitian yang penulis lakukan melalui metode penyebaran angket.
Menurut penulis adalah dalam
menciptakan pergaulan yang sehat serta baik pada siswa itu diawali dari siswa
itu sendiri. Tetapi siswa juga memerlukan dukungan dari orang-orang sekitarnya
mulai dari orang tua dan teman-teman. Pergaulan yang baik adalah pergaulan yang
dapat membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang sopan, berguna bagi orang
tua, lingkungan dan bangsa. Pergaulan yang baik dapat membedakan mana hal-hal
yang baik dan buruk dan adanya batasan-batasan tertentu dalam bergaul sehingga
siswa sudah sesuai aturan. Pergaulan yang baik senantiasa memberi motivasi
untuk siswa untuk meraih cita-citanya sehingga tidak ada waktu untuk hal-hal
yang tidak berguna bagi mereka, walaupun begitu mereka pun tetap bermain demi
merefreshingkan otak dan pikiran mereka tetapi dengan hal-hal yang wajar saja
seperti menghabiskan waktu di mall atau menonton bioskop. Karena siswa yang
sudah bergaul dengan baik akan selalu mengingat tanggung jawab mereka seperti
tanggung jawab sebagai anak dan murid di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas
maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah adanya pengaruh pergaulan
teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
1.8 Sumber Data dan Metode
Dalam penulisan karya tulis ini penulis juga
mengumpulkan data-data dengan sumber data dan metode sebagai berikut.
1.8.1 Sumber Data
1.8.1.1 Buku
Penulis menggunakan dan mengambil sumber data dari beberapa buku untuk
kelengkapan informasi yang dibutuhkan, antara lain.
Boeree, George. 2008. Psikologi Sosial. Jogjakarta: R422 Media.
Myers, David. 2012. Social Psychologi.
Jakarta: Salemba Humanika.
1.8.1.2 Internet
Penulis juga mengambil informasi dari media lain selain buku, salah satunya
adalah internet. Situs yang kami kunjungi sebagai berikut.
2. http://fileex.blogspot.com/2013/11/artikel-tentang-pergaulan-remaja-yang.html (Minggu, 22 Desember
2013. Pada pukul 09.40)
3. http://www.slideshare.net/annaseptiyani1/pergaulan-sehat-untuk-remaja (Senin, 30 Desember 2013.
Pada pukul 10.10)
4. http://bundabeka07.wordpress.com/2011/12/29/faktor-faktor-yang-memengaruhi-pergaulan-remaja (Senin, 30 Desember 2013.
Pada pukul 12:31)s
5. http://fentifs.wordpress.com/2013/09/03/pergaulan-remaja-sehari-hari/ (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.28 WIB)
6. http://theniesland.blogspot.com/2010/02/antara-narkoba-dan-pergaulan-remaja.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.30 WIB)
7. http://swijayas.blogspot.com/p/pengaruh-narkoba-terhadap-kehidupan.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.40 WIB)
(Selasa, 31 Desember. Pada
pukul 12.00 WIB)
9. http://www.bimbingan.org/makalah-tentang-akibat-kehamilan-diluar-nikah.htm (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.17 WIB)
10. http://kidullapangan.blogspot.com/2013/04/hamil-sebelum-nikah.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.33 WIB)
11. http://pergaulan-bebas-1993.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-clubbing.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.48 WIB)
12. http://seratjuminten.wordpress.com/2012/07/31/dunia-malam-sebagai-gaya-hidup-dan-pengaruhnya-terhadap-anak-muda-di-yogyakarta/
(Selasa, 31 Desember. Pada pukul 13.30 WIB)
13. http://adisastrajaya.blogspot.com/2012/06/makalah-pengaruh-bahasa-kotor-jorok.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 13.44 WIB)
14. http://seputarduniaanak.blogspot.com/2010/12/cara-mengatasi-anak-yang-suka-berbicara.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.00 WIB)
15. http://massofa.wordpress.com/2010/12/26/kebiasaan-merokok-pada-remaja/v (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.13 WIB)
16. http://darunnajah3.com/solusi-mengatasi-anak-malas-ke-sekolah/ (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.23 WIB)
17. http://sbatangrokok.blogspot.com/2010/02/kenakalan-remaja-dalam-membolos-sekolah.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.35 WIB)
18. Sastraindonesia-um.blogspot.com (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 22.47 WIB)
19. Fentifs.wordpress.com/2013 (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 22.55 WIB)
21. http://asmisiangka.blogspot.com/2013/01/karya-tulis-ilmiah-pengertian-pergaulan.html?m=1 Kamis, 02 Januari
2014. Pada pukul 11.00
1.8.2 Metode
1. Wawancara
Wawancara ini penulis tujukan kepada siswa SMP Negeri 20 Malang.
Untuk wawancara penulis akan mewawancarai Nurmansyah
Putra Sidik (Siswa kelas 9D) pada hari Senin, 9 Desember 2013.
2. Penyebaran Angket
Penyebarannya angket tentang “Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa
SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang
pada hari Kamis, 12 Desember 2013.
3.Observasi
Penulis juga melakukan observasi terhadap siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang
dengan pergaulan teman dalam lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat. Hasil
observasi dalam bentuk foto yang akan penulis lampirkan pada lembar lampiran.
Observasi dilakukan pada hari Jumat, 13 Desember 2013.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis
akan menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliputi: (1) pengertian pengaruh
pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (2) macam-macam
pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (3)
faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20
Malang, (4) dampak-dampak yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan teman terhadap
perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (5) contoh-contoh pengaruh pergaulan teman
terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (6) masalah yang ditimbulkan dari
pengaruh pergaulan teman terhadap perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, (7)
solusi terhadap masalah yang ditimbulkan dari pengaruh pergaulan terhadap
perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang, serta (8) mengetahui hasil angket tentang
“Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang”.
2.1 Pengertian Pengaruh Pergaulan Teman terhadap
Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang
Kata pergaulan identik dengan kata “gaul”
mengulas tentang kata gaul pada peradaban kejayaan romawi ada suku yang bernama
suku gaul yang pada waktu itu bangsa gaul menjadi budak kaum romawi, konon
katanya mereka diberi nama bangsa gaul dikarenakan mereka memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda dengan bangsa atau suku lainnya, yang dimana mereka
lebih cenderung memiliki sifat afatisme dan hedonisme yang artinya mereka akan
melakukan apapun untuk mencapai tujuannya. Akan tetapi sikap persekawanan
yang mereka miliki sangat disambut mesra oleh bangsa atau suku
lainnya karna mereka memiliki sifat persekawanan yang kuat, salah atau benar
sesuatu itu mereka tetap memperjuangkannya. Mengingat tentang perjuangan atau
pemberontakan kaum Sparta dari belenggu perbudakan dimana kepercayaan bangsa
gaul diberikan oleh kaum Sparta untuk mencapai kebebasan dari belenggu
perbudakan, walaupun pada waktu itu kepercayaan orang Sparta terhadap bangsa
gaul terpecah dikarenakan adanya bangsa gaul yang lainnya menjadi pengkhianat
atau dengan kata lain lebih memilih menjadi pengikut bangsa romawi akan tetapi
tidak mengendurkan semangat perlawanan mereka. Setelah transisi masa peradaban
modern seirirng dengan majunya teknologi mulailah bermunculan
berbagai jenis fashion sebagai bentuk pengejawantahan ekspresi pergaulan.
Sekilas penjelasan dari argumentative diatas dapat ditarik sebuah benang merah
pergaulan yang artinya menjunjung tinggi kebersamaan, persekawanan,
dan persaudaraan.
Sekilas tentang penjelasan sejarah pergaulan
di ala Eropanya, pergaulan dalam arti masyarakat pribumi interaksi antara
sesama dengan maksud untuk membangun hubungan emosional. Akan tetapi
pengertian pergaulan telah menyimpang dari perbuatan para remaja masa kekinian,
kebanyakan diantara para remaja menganggap bahwa pergaulan yang mereka maksud
adalah identik dengan tata penggunaan bahasa maupun fashion, mereka
beranggapan siapa yang tidak tau berarti tidak modern, sebagai
contoh kata LO dan GUE padahal dalam ejaan bahasa Indonesia yang baku tidak ada
kata LU dan GUE, hal inilah yang terkadang menimbulkan kebingungan dalam
konteks kehidupan masyarakat.
Bila kita ingin bercermin dikonteks ala Eropa
pergaulan mereka jadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai
contoh terjadinya revolusi Prancis disaat ditemukannya mesin uap, sehingga
majunya peradaban ala Eropa dikarenakan adanya dukungan sosial. Hal inilah yang
seharusnya menjadi cerminan bagi para kaum remaja adanya penemuan karna adanya
inspirasi dan dukungan social sehingga adanya kebebasan dalam berpikir.
Bukannya berpikir afatisme yang cenderung ingin melakukan kesenangan toh saja
yang biasanya orang seperti ini tidak pernah mengalami kemajuan karena hanya
memikirkan kesenangan toh saja, begitu pula dengan bersikap naif yang cenderung
hanya memikirkan diri sendiri biasanya orang seperti ini hanya memikirkan
dirinya toh saja, tanpa harus melihat status.
Dari apa yang diuraikan diatas dapat
disimpulkan pergaulan adalah sebagai bentuk interaksi dengan tujuan membangun
suatu kebersamaan, persaudaraan dan persekawanan.
2.2 Macam-macam Pengaruh Pergaulan Teman
terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang
2.2.1 Menurut siapa yang terlibat dalam
pergaulan itu, maka dibedakan menjadi:
1. Pergaulan anak dengan anak
2. Pergaulan anak dengan
orang dewasa
3. Pergaulan orang dewasa
dengan orang dewasa
2.2.2 Dipandang dari
bidangnya, pergaulan dibedakan menjadi:
1. Pergaulan yang bersifat
ekonomis
2. Pergaulan yang bersifat
seni
3. Pergaulan yang bersifat
paedagogis
2.2.3 Ditinjau dari pergaulan itu, dapat
digunakan rentang-rentang untuk
membedakannya
menjadi:
1. Pergaulan ekonomis dan
tidak ekonomis;
2. Pergaulan seni dan bukan
seni;
3. Pergaulan paedagogis dan
bukan paedagogis;
Di dalam pergaulan yang tidak paedagogis,
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pergaulan biasa dan pergaulan paedagogis.
Pergaulan biasa dapat diubah menjadi pergaulan paedagogis, walaupun secara
perlahan-lahan. Situasi yang tepat untuk mengubah pergaulan biasa menjadi
pergaulan paedagogis adalah bilamana dalam situasi itu berlangsung suatu
pengaruh positif yang berasal dari orang tua yang ditujukan kepada peserta
didik. Tetapi ketika pengaruh perpindahan pengaruh itu berhenti, maka pergaulan
paedagogis itu berubah kembali menjadi pergaulan biasa, dan begitu seterusnya.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan
terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut
untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan
aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada
dua faktor yang dapat mempengaruhinya sebagai berikut.
2.3.1 Intern
Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi
remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya mempunyai
standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan.
Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan berkulit
putih. Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik se ideal itu.
Karenanya, remaja harus bisa belajar menerima dan memanfaatkan bagaimanapun
kondisi fisik seefektif mungkin. Remaja harus menanamkan keyakinan bahwa
keindahan lahirlah bukannya makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan
sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.
2.3.1.2 Kebebasan
Emosional
Pada umumnya, remaja ingin memperoleh
kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai.
Dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja senantiasa
berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan disejajarkan dengan
orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi perbedaan pendapat anatara anak dan
orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa
lebih bijaksana. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa
saling pengertian dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang
pihak lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar
pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama
dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi remaja dan sebaliknya.
Inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak adalah
menjadi pendengar yang aktif.
2.3.1.3 Interaksi
sosial
Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial
juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positif, sehingga
seseorang mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh
lingkungan.
Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai
dengan kenyataan yang ada (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan).
3.1.4 Pengetahuan
terhadap kemampuan diri
Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam
diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan dan
terus dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana potensi
itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk selanjutnya
diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti. Dengan menerima
kemampuan diri secara positif, seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan
keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah
atau jenis kegiatan yang diikuti.
2.3.1.5 Penguasaan
diri terhadap nilai-nilai moral dan agama
William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi
agama, mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama
cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan
sikap positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas.
Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang membosankan
atau perjuangan yang berat dan penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia
akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta tertekan.
2.3.2 Extern
2.3.1 Lingkungan Keluarga
Banyak persoalan yang mengganggu kebahagiaan
hidup, adalah masalah hubungan orang tua dengan anaknya yang telah dewasa.
Tidak jarang banyak orang tua yang mengeluh terhadap sikap anaknya. Bahkan ada
orang tua yang merasa kalau anaknya tiba-tiba menjadi nakal, suka melawan,
tidak patuh, dan sering membuat masalah.
Tidak sedikit pula para remaja, merasa
kurang bahwa orang tuanya tidak mau mengerti perasaannya. Sehingga mereka
menjadi bingung, cemas, dan gelisah. Dengan perasaan itulah mereka mudah
terkena pengaruh yang tidak baik dari luar. Apalagi kalau kita lihat sekarang
ini, makin banyak kenyataan hidup yang tidak menyenangkan terutama dalam hal
masyarakat modern ini. Dimana agama tidak lagi diindahkan, mungkin akibat
teknologi yamg sudah sangat maju.
Keluarga dan rumah merupakan pelabuhan yang
aman dan tambatan yang kokoh bagi setiap anggota keluarga terutama remaja.
Ayah, ibu, dan anak adalah suatu basis dimana secara teratur dan harmonis
seluruh keluarga berkumpul untuk berkomunikasi dan berbincang-bincang baik
dalam hal yang menggembirakan ataupun ketika sedang menghadapi kesulitan.
Keluarga merupakan kesatuan daripada
masyarakat kecil, yang mempunyai motivasi dan tujuan hidup tertentu dimana
ayah, ibu, dan anak mempunyai fungsi dan tanggungjawab saling mengisi.
Tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2.3.2 Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan formal,
yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda.
Fungsi sekolah tidak hanya memberikan pengajaran dan pendidikan secara formal,
melainkan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsur pembinaan bagi
generasi muda, artinya guru bukan hanya mendidik akan tetapi seorang guru harus
menjadi contoh tauladan bagi anak didiknya dalam segala hal baik, sikap,
kepribadian, cara pergaulan, ketaatan terhadap agama, cara berpakaian dan
penampilannya. Semua ini adalah unsur-unsur penting dalam pembinaan anak didik.
Karena guru merupakan orang tua kedua ketika kita berada dalam lingkungan
sekolah.
Seorang guru dapat mengubah jiwa anak yang
pendiam, pemalu, malas ataupun tidak bersemangat menjadi terbuka, pemberani,
rajin, dan penuh gairah. Dan sebaliknya guru dapat mengubah dan merusak anak
yang baik, menjadi nakal, pemalas, pembolos, bahkan ada juga yang membenci
pelajaran. Bahkan guru dapat mengubah keyakinan anak didiknya dari taat
beragama menjadi tidak taat dan akhirnya meninggalkan ajaran agamanya.
2.3.3 Lingkungan
Masyarakat
Pada usia remaja, pengaruh lingkungan
masyarakat kadang-kadang lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga,
sebab masa remaja adalah masa yang sedang mengembangkan kepribadiannya, yang membutuhkan
lingkungan teman-teman dan masyarakat. Perhatian mereka terhadap lingkungan
masyarakat benar-benar diperhatikannya, maka persoalan masyarakat atau nasib
orang banyak sering kali menjadi perhatian mereka dan mereka berjuang untuk
membela yang lemah dan menderita itu.
Pengaruh lain dari lingkungan masyarakat
adalah pengaruh yang bersifat: pornografis, sadisme, film-film yang merusak
moral, gambar-gambar, bacaan-bacaan, tempat rekreasi dan lain sebagainya yang
pada pokoknya berbagai kegiatan yang disenangi oleh muda-mudi zaman sekarang.
Ini semua harus dibatasi kalau perlu harus disesuaikan dengan ketentuan yang
ada di dalam ajaran agama, sebab kalau tidak pengaruhnya akan lebih berbahaya
dibanding pengaruh lain.
Faktor lain juga sangat penting dalam
pembinaan remaja di dalam mengenal lingkungan misalnya adanya semacam kelompok
dalam masyarakat yaitu organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan
mempunyai fungsi dan peranan yang positif dalam pembinaan remaja, sebab di situ
remaja dilatih dan dididik untuk bermasyarakat.
2.4 Dampak-dampak yang Ditimbulkan dari
Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang
Dampak-dampak yang dapat ditimbulkan dari
pengaruh pergaulan terhadap perilaku, dibagi menjadi dua yaitu dampak posititif
dan dampak negatif.
2.4.1 Dampak positif adanya pergaulan
Dampak positif dari
pergaulan adalah mampu membentuk kepribadian yang baik yang bias diterima di
berbagai lapisan sehinggan bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu
yang pantas diteladani.
2.4.2 Dampak negatif adanya pergaulan
Dampak
negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian
yang menyimpang. Misalnya, seseorang yang tadinya tidak menggunakan narkoba,
meminum minuman keras, melakukan pelanggaran berat, pecandu seks bebas, dan
lain sebagainya, bisa menjadi seperti seseorang yang menjadi pribadi seperti
hal diatas, karena seseorang tersebut tidak bisa memilah-milah pergaulannya
sendiri. Seseorang yang biasanya salah masuk pergaulan adalah
orang-orang yang ‘dibuang’ dari lingkungannya/orang-orang yang dikucilkan di
sekitarnya, orang tersebut melakukan hal sebenarnya salah karena disebabkan
oleh dua hal. Yaitu (1) karena orang tersebut tidak dengan ikhlas/secara
terpaksa melakukan itu dan tidak berani menolak, dan (2) karena orang tersebut
ingin menjadi orang yang terpandang disekitarnya, maka dari itu orang tersebut
bersedia untuk melakukan apapun yang dia bisa, meskipun perilaku itu sudah
menyalahi aturan.
2.5 Contoh-contoh Pengaruh Pergaulan Teman
terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang
2.5.1 Contoh positif pengaruh pergaulan
terhadap perilaku
Seseorang yang tidak
terlalu tinggi dalam segi intelektual atau pretasi nya bergabung dengan
sekelompok orang yang cukup tinggi dalam segi tersebut, maka seiring
berjalannya waktu seseorang tersebut mampu mengikuti/terpengaruhi oleh sekelompok orang tersebut
(yang tadinya lemah menjadi cukup baik dalam intelektual dan prestasinya). Hal
itu juga berlaku dalam berbagai bentuk bidang pergaulan lainnya.
Adapun juga perubahan
positif yang ditimbulkan oleh pergaulan terhadap perilaku, yaitu seseorang
lebih terpacu untuk bersaing sehat dalam prestasi belajar atau kebiasaan baik
seseorang dapat timbul dengan sendirinya seiring berjalannya waktu seseorang
tersebut mengalami interaksi pergaulan, misalnya; lebih bisa mengatur waktu,
disiplin terhadap waktu, rajin beribadah, dan lain sebagainya.
2.5.2 Contoh negatif pengaruh pergaulan terhadap
perilaku
Seseorang
yang tadinya tidak menggunakan narkoba, meminum minuman keras, melakukan
pelanggaran berat, pecandu seks bebas, dan lain sebagainya, bisa menjadi
seperti seseorang yang menjadi pribadi seperti hal diatas, karena seseorang
tersebut tidak bisa memilah-milah pergaulannya sendiri. Seseorang
yang biasanya salah masuk pergaulan adalah orang-orang yang ‘dibuang’ dari
lingkungannya/orang-orang yang dikucilkan di sekitarnya, orang tersebut
melakukan hal sebenarnya salah karena disebabkan oleh dua hal. Yaitu (1) karena
orang tersebut tidak dengan ikhlas/secara terpaksa melakukan itu dan tidak
berani menolak, dan (2) karena orang tersebut ingin menjadi orang yang
terpandang disekitarnya, maka dari itu orang tersebut bersedia untuk melakukan
apapun yang dia bisa, meskipun perilaku itu sudah menyalahi aturan.
Adapun
juga perubahan negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan terhadap perilaku, yaitu
berubahnya perilaku seseorang yang baik menjadi seseorang yang sering pulang
malam, melanggar aturan dan norma yang berlaku, bertindak kasar terhadap
sesame,melawan tata krama yang ada, melawan dengan kasar orang tua, dan lain
sebagainya.
2.6 Masalah yang Ditimbulkan dari Pengaruh
Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMPN 20 Malang
2.6.1 Penyalahgunaan Narkoba atau Napza
Narkoba (Narkotika dan Obat/Bahan
Berbahaya) adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat.
Yang dimaksud dengan bahan yang berbahaya adalah bahan yang tidak aman
digunakan atau membahayakan penggunanya bertentangan dengan hukum atau
melanggar hukum (ilegal). Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif
Lainnya) adalah istilah kedokteran untuk sekelompok zat jika masuk kedalam
tubuh menyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap otak.
Narkoba atau napza adalah obat, bahan, dan zat
bukan makanan, yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan
berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan. Sebagai
peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa yang
penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang
tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa
remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara
remaja dengan orang tua yakni dalam keluarga atau remaja dengan lingkungannya.
Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu
si remaja untuk melewati masa ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya
berbagai macam gangguan tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan
remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau
tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini menambah
parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.
Untuk menghindari hal tersebut dan mampu
menentukan sikap yang wajar dalam menghadapi anak remaja, kita sekalian
diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat
pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah
dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan
remaja pada saat ia memasuki masa remajanya. Begitu pula dengan memahami dan
membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan serta
mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh kembangnya dari
anak sampai dewasa.
Perubahan
Prilaku Remaja yang menggunakan narkoba
• Tanda-tanda disekolah
1. Nilai rapor buruk atau turun secara drastis dan cepat
2. Malas ke sekolah
3. Sering bolos
4. Tidak memperhatikan pelajaran dan mengantuk
5. Sering dipanggil guru
6. Teman lama ditinggalkan
7. Sering meminjam uang teman
• Tanda-tanda di rumah
1. Jarang ikut acara keluarga
2. Tidak peduli pada kebutuhan dan aturan keluarga
3. Suka mencuri dan berbohong
4. Menutup diri dan bersikap acuh tak acuh
5. Meninggalkan hobi yang dulu disukai
• Tanda-tanda disekolah
1. Nilai rapor buruk atau turun secara drastis dan cepat
2. Malas ke sekolah
3. Sering bolos
4. Tidak memperhatikan pelajaran dan mengantuk
5. Sering dipanggil guru
6. Teman lama ditinggalkan
7. Sering meminjam uang teman
• Tanda-tanda di rumah
1. Jarang ikut acara keluarga
2. Tidak peduli pada kebutuhan dan aturan keluarga
3. Suka mencuri dan berbohong
4. Menutup diri dan bersikap acuh tak acuh
5. Meninggalkan hobi yang dulu disukai
2.6.2
Hamil di luar nikah
Masalah hamil di luar nikah semakin parah dan
sangat miris serta menyedihkan, remaja perempuan kita akhir-akhir ini. Beberapa
fakta tentang fenomena hamil di luar nikah saat ini di negeri kita memang sangat
menggalaukan hati kita. Walau sebenarnya, kasus-kasus hamil di luar nikah yang
merupakan kasus kecelakaan dalam pergaulan yang bebas itu, sesungguhnya sejak
dahulu kala dengan jumlah yang tidak terlalu gila seperti sekarang ini. Namun,
bila kita melihat dari angka-angka kasus dari perjalanan sejarah anak manusia,
kasus hamil di luar nikah itu sekarang ini memang sangat parah. MBA (Married by
Accident) dianggap hal biasa. Padahal, dahulu, seseorang yang terlanjur hamil
di luar nikah itu dalam tatanan masyarakat kita dinyatakan sebagai tindakan
yang sangat memalukan, keluarga, dan bahkan masyarakat dalam sebuah komunitas.
Pelaku hamil di luar nikah dianggap sebagai pembawa sial. Bahkan ada yang
diusir dari keluarga dan juga dari kampong. Karena, hamil di luar nikah, hamil
karena kecelakaan, hamil karena perbuatan zina, atau MBA adalah sebuah berita
buruk, memalukan dan hina bagi sebuah keluarga dan kelompok masyarakat di
sebuah daerah, juga suatu bangsa seperti Indonesia. Artinya, kala orang tua
atau sebuah keluarga mengetahui anak perempuannya hamil sebelum menikah, orang
tua dan keluarga bahkan masyarakat akan merasa dipermalukan oleh kasus itu.
Maka, mendapat kabar bahwa anak perempuan sesorang mengalami hamil di luar
nikah itu adalah sebuah berita yang sangat mencoreng nama baik keluarga dan
masyarakat. Apalagi dalam keluarga masyarakat muslim, ini justru sangat tidak
bisa diterima. Sehingga kasus-kasus hamil di luar nikah, sulit didata dan
selalu terselubung serta banyak berujung dengan tindakan aborsi yang
bertentangan dengan nilai-nilai universal HAM dan nilai-nilai agama itu.
Ironisnya, walau itu bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan hak asasi manusia, gaya hidup seks bebas yang menyebabkan
hamil di luar nikah dan sering berujung dengan tindakan aborsi itu, hingga kini
terus semakin menggila. Meningkatnya jumlah kasus hamil di luar nikah dan kasus
aborsi di tanah air saat ini, menjadi keprihatinan semua orang. Karena dengan
semakin meningkatnya kasus hamil di luar nikah ini, maka semakin besar risiko
yang dialami oleh genarasi bangsa ini. Namun celakanya, banyaknya kasus hamil
di luar nikah tersebut sudah dianggap sebagai hal biasa. Padahal bila kita kaji
lebih dalam, meningkatkannya kasus hamil di luar nikah ini sangat membahayakan
generasi bangsa ini, terutama para remaja itu sendiri.
Beberapa diantaranya menyadari akan akibatnya
namun tetap saja melakukannya. Faktor penyebabnya, diantaranya karena keinginan
yang tinggi, biasanya mereka yang masih ada di usia
remaja, pergaulan bebas, dan minimnya pengetahuan yang berkaitan
dengan seks. Kerugian utama yang dirasakan kehamilan di luar nikah ini adalah
perempuan. Dalam hal ini yang jelas terlihat menanggung akibatnya, sehingga
secara psikis mereka lebih menderita, dengan berbagai pandangan penilaian
orang.
Masalah-masalah yang yang sering dihadapi
remaja yang hamil diluar nikah antara lain sebagai berikut:
1.
Kurangnya kasih sayang orang tua
2. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak
3. Pergaulan dengan teman-teman yang tidak sebaya
4. Peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negatif
5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
6. Dasar-dasar agama yang kurang
7. Tidak ada bimbingan kepribadian di lingkungan sekolah atau kampus
8. Kebebasan yang berlebihan
9. Asosiasi dengan pasangan yang menyimpang
2. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak
3. Pergaulan dengan teman-teman yang tidak sebaya
4. Peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negatif
5. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
6. Dasar-dasar agama yang kurang
7. Tidak ada bimbingan kepribadian di lingkungan sekolah atau kampus
8. Kebebasan yang berlebihan
9. Asosiasi dengan pasangan yang menyimpang
2.6.3 Clubbing
“Mungkin sejenak dapat aku lupakan dengan
minuman keras yang saat ini ku genggam atau menggoreskan kaca di lenganku.
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan. Namun bila ku mulai sadar dari sisa
mabuk semalam, perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan. Disaat ku telah
mengerti, betapa indah dicintai……..” (Diary Depresiku – Last Child)
Dugem: ekspresi cinta, seks, dan jati diri.
Dunia malam dengan musik menghentak yang dibawa oleh seorang DJ (Disc Jockey),
clubbers dengan penampilan sexy, cool dan trendy.
Dugem yang biasanya disebut Clubbing merupakan istilah prokem khas anak muda
yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern,
teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala
bentuk kegembiraan sesaat.
Clubbing dipersepsikan
sebagai suatu hal yang negatif karena merupakan kegiatan di tempat gelap dengan
warna warni cahaya lampu, asap rokok yang memenuhi ruangan, suasana hingar
bingar musik dari DJ dan meja bar dengan berbagai macam minuman beralkohol
bahkan narkoba. Pelaku clubbing yang biasa disebut clubbers diberi
kebebasan untuk berekspresi, seperti bernyanyi, menggoyangkan kepala,
berteriak-teriak dan menari di lantai dansa (dance floor) diiringi musik
dengan tempo cepat.
Clubbing sudah
sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan (jangan harap clubbing ada
di desa). Berdasarkan pengalaman penulis, tempat-tempat clubbing mayoritas
dipenuhi oleh anak muda berusia 25 tahun kebawah. Beberapa tempat clubbing yang
terkenal; Rainbow (Pantai Panjang-Bengkulu), Amnes (Paskal
Hypersquare–Bandung), Eclectic (Surabaya Town Square–Surabaya), Apache Bar
(Jln. Legian-kuta, Bali), X2 (Plaza Senayan–Jakarta), Dragonfly (Gatot
Subroto–Jakarta), Hugo’s Cafe (Pekanbaru), Retrospective (Capital Building, Jl.
Putri Hijau-Medan). Clubbing hanyalah suatu aktivitas untuk
melepas stres, mencari kesenangan atau refreshing di akhir pekan. Seorang DJ
mengakui bahwa dunia clubbing sangat dekat dan identik dengan narkoba.
Penggunaan narkoba ini untuk memompa semangat para clubbers dalam
mengikuti musik-musik keras. Sehingga persepsi negatif yang paling melekat di
masyarakat kita pada umumnya untuk tempat-tempat gemerlapan ini.
Menurut penulis dari sekian orang yang
berumur dibawah 25 tahun rata-rata masih berstatus pelajar atau mahasiswa,
dengan kata lain masih bisa ditemukannya remaja di club-club malam.
Kebanyakan remaja yang melakukan aktivitas ini adalah mereka yang berasal dari
keluarga berada dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Penampilan fisik yang
terlihat modis dengan pakaian model terkini hingga gaya rambut yang sedang
populer.
Remaja yang masih belum mampu menguasi
dirinya secara fisik dan psikis nya sering mengacu kepada apa yang diinginkan
lingkungan pergaulannya. Karena takut dikatakan tidak gaul, maka banyak remaja
terjerumus ke narkoba, mabuk dan free sex. Banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi, salah satunya adalah faktor keluarga. Menurut penulis,
clubbers berasal dari keluarga yang ‘broken home’, kurangnya
perhatian dan kasih sayang, sibuknya orangtua atau di didik terlalu keras, akan
membuat remaja tersebut rapuh, sehingga dia akan mencari: tempat yang nyaman,
yang mau menerima kekurangannya, perhatian dan kebebasan. Untuk itu lirik lagu
diatas sangat mewakili suara hati para remaja yang rapuh. Remaja yang hanya
butuh perhatian dan kasih sayang.
2.6.4 Perkataan Buruk dan Jorok
Terdapat hubungan antara bahasa pertama yang
diperoleh oleh seorang anak, dengan perkembangan anak nantinya. Seorang anak
yang memperoleh bahasa pertama berupa kata-kata kotor, maka anak tersebut akan
menirunya dan mengucapkannya hingga ia dewasa. Selanjutnya, perilakunya akan
terpengaruh pula. Hal ini sesuai dengan penelitian di Jepang, bahwa air yang
diucapkan kata-kata buruk, kristal-kristalnya akan berbentuk buruk pula.
Berbeda dengan air yang diucapkan kata-kata baik, kristal-kristalnya akan
berbentuk sangat bagus. Manusia sendiri terdiri 90% dari tubuhnya terdiri dari
air. Karenanya, bukan tidak mungkin kata-kata yang biasa didengar oleh anak
akan membentuk pribadi anak sesuai dengan kata-kata yang mereka dengar.
Lingkungan juga mempunyai peranan penting
terhadap perkembangan bahasa pertama anak. Tidak jauh berbeda dengan contoh di
atas, seorang anak yang tumbuh di lingkungan dengan kondisi sosial buruk, akan
memperoleh kata-kata yang buruk untuk didengar. Kata-kata tersebut kemudian
diulang-ulangnya, meskipun dia tidak tahu apa artinya. Bahkan terkadang, ketika
menangis pula kata tersebut mereka ucapkan tanpa sadar. Contoh lainnya, seorang
anak yang tumbuh di lingkungan dengan banyak larangan, maka kata-kata yang
didengarnya hanyalah kata-kata negatif yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
si anak. Anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pesimis, penuh rasa takut,
tidak mampu menghadapi masalah, dan lainnya.
Perkataan jorok adalah perkataan yang tidak
pantas bagi norma yang berlaku. Selain karena faktor lingkungan dan model
keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak untuk mendapatkan
perhatian dari lingkungannya.
2.6.5 Merokok
Meski semua orang tahu akan bahaya yang
ditimbulkan akibat
merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini
dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah,
kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat
disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap
asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe,
2000: 20). Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi
terlihat dan terdengar asing lagi bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa
kita temui orang-orang yang melakukan akitivitas merokok yang disebut
sebagai perokok. Di Indonesia, anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas jadi perokok aktif.
merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini
dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah,
kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat
disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap
asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe,
2000: 20). Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi
terlihat dan terdengar asing lagi bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa
kita temui orang-orang yang melakukan akitivitas merokok yang disebut
sebagai perokok. Di Indonesia, anak-anak remaja mulai merokok kebanyakan karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas jadi perokok aktif.
Mungkin juga semula hanya mencoba-coba
kemudian menjadi
ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat
berkumpul remaja atau anak-anak sekolah usia sekolah menengah kita
menemukan para remaja merokok.
ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat
berkumpul remaja atau anak-anak sekolah usia sekolah menengah kita
menemukan para remaja merokok.
Setiap individu dan masyarakat dunia tahu
bahwa merokok itu
merugikan kesehatan karena dapat menimbulkan dan mendorong
berbagai penyakit. Namun demikian, merokok tetap diminati bahkan
telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan perokok dengan berbagai
alasan. Ada yang mengatakan merokok itu adalah sarana pergaulan,
merokok itu memberi ketenangan, atau rokok itu mendorong kreativitas,
dan banyak lagi alasan lainnya. Rokok tetap menjadi pilihan bebas dari
setiap individu dalam menentukan sikap menjadi perokok atau tidak.
Dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok jika dilihat dari
segi kesehatan tidak ada yang bermanfaat. Tetapi sampai saat ini pun
jumlah perokok tidak semakin berkurang bahkan bertambah.
merugikan kesehatan karena dapat menimbulkan dan mendorong
berbagai penyakit. Namun demikian, merokok tetap diminati bahkan
telah menjadi salah satu bagian dari kehidupan perokok dengan berbagai
alasan. Ada yang mengatakan merokok itu adalah sarana pergaulan,
merokok itu memberi ketenangan, atau rokok itu mendorong kreativitas,
dan banyak lagi alasan lainnya. Rokok tetap menjadi pilihan bebas dari
setiap individu dalam menentukan sikap menjadi perokok atau tidak.
Dari semua unsur yang dihasilkan oleh rokok jika dilihat dari
segi kesehatan tidak ada yang bermanfaat. Tetapi sampai saat ini pun
jumlah perokok tidak semakin berkurang bahkan bertambah.
2.6.6 Membolos Sekolah
Membolos sekolah mungkin ini merupakan
salahsatu budaya dalam pendidikan di bumi pertiwi ini. Sering kali kita
mendapati anak-anak sekolah yang masih berseragam berkeliaran di luar sekolah
pada jam sekolah. Kalau jaman dahulu mungkin hanya sebatas anak laki-laki saja
yang melakukan atau melestarikan kebudayaan ini namun akhir-akhir ini tidak
jarang kita temukan anak sekolah perempuan yang membolos di jam sekolah,
sendiri dengan sesama teman perempuan ataupun dengan teman laki-laki. Lalu
bagaimana dengan peraturan sekolahnya? Apakah sekolah tidak melakukan tindakan
dengan kejadian semacam ini? Mungkin ada beberapa sekolah yang menganggap hal
ini adalah hal yang biasa dengan tidak memberikan sanksi terhadap anak yang membolos.
Namun sesungguhnya di setiap sekolah pasti ada peraturan yang mengatur tentang
sanksi bagi anak yang membolos. Tetapi peraturan ini terkadang tidak ditegakkan
entah karena gurunya tidak tahu atau memang karena guru tersebut sudah bosan
menghukum anak yang bersangkutan.
Hukuman bagi siswa yang membolos terkadang
bisa menjadi pisau bermata dua yang terkadang juga bisa merepotkan guru,
bagaimana tidak? Seperti yang Anda ketahui belakangan ini banyak berita
mengenai kekerasan guru terhadap muridnya. Menurut penulis itu adalah suatu hal
yang wajar karena seorang guru tentunya juga mempunyai harga diri jika
peraturan yang dibuatnya dilanggar berulang- ulang kali, sang guru pasti akan
merasa tidak dihargai sebagai guru tentunya.
Lalu apa sebenarnya tujuan para murid
membolos? Inilah mungkin yang menjadi kunci permasalahnya, rata-rata murid
membolos dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bosan
dengan kegiatan sekolah
Kegiatan sekolah yang itu-itu saja terasa
membosankan bagi para siswa yaitu datang, duduk, diam, mendengarkan, lalu
pulang. Hal ini dilakukan setiap hari tentu akan menjadi suatu hal yang sangat
membosankan.
2. Tertarik
dengan kegiatan di luar sekolah
Jiwa muda para pelajar sering menjadi alasan
kenakalan remaja salah satunya membolos, ketika seorang pelajar mengetahui ada
kegiatan menarik di luar sekolah tentu siswa tersebut akan berusaha untuk bisa
mengikuti kegiatan tersebut dan sayangnya kegiatan di luar sekolah tersebut
bukan hanya kegiatan yang bersifat positif.
3. Ajakan
teman
Ajakan teman terkadang terdengar seperti
tantangan atau mungkin ejekan yang membuat seorang siswa tidak mampu menahan
godaan adrenalin.
4. Takut
/ malas melihat wajah guru
Alasan yang satu ini merupakan alasan yang
paling populer dikalangan pelajar. Dengan alasan takut atau malas mengikuti
pelajaran salah seorang guru membolos merupakan pilihan yang menggiurkan, entah
karena tidak mengerjakan PR atau alasan yang lain sebagainya.
5. Malas
Alasan ini merupakan gabungan dari alasan ke
4 dan ke 1.
6. Kesiangan
Ketika seseorang pelajar terlambat datang ke
sekolah dia akan berfikir antara dihukum karena terlambat atau dihukum karena
membolos? Andaikan Anda seorang pelajar Anda akan berfikir sama-sama dihukum
tapi mending dihukum karena membolos karena sudah merasakan enjoynya membolos.
7. Cari
uang
Ini mungkin alasan yang ada hanya di negara
miskin seperti Indonesia ini. Alasan yang satu ini sebenarnya tidak layak untuk
dicantumkan karena layaknya seorang pelajar seharusnya berfikir tentang
pelajaran bukan mencari uang, tapi apa boleh dikata biginilah kondisinya.
Alasan-alasan di atas biasanya adalah alasan yang menjadi dasar pemikiran
seorang siswa untuk membolos jadi ada baik nya seorang guru melakukan
penelitian terhadap siswa-siswanya yang membolos kemudian menetapkan metode
paling baik untuk mengatasi budaya membolos ini.
Notes : Jangan menjadi generasi pelengkap yang
fungsinya hanya sebagai penghitam dalam buku, jadilah pelopor untuk kemajuan
sekitarmu.
2.7 Solusi terhadap
Masalah yang Ditimbulkan dari Pengaruh Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa
SMPN 20 Malang
2.7.1
Penyalahgunaan Narkoba atau Napza
Solusi
terhadap masalah penyalahgunaan narkoba atau napza, antara lain:
a. Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya
dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
b. Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi
material, emosional, intelektual, dan sosial.
c. Memberikan kebebasan dan keteraturan serta
secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.
d. Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang
harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi remaja.
e. Memberikan penghargaan yang layak terhadap
pendapat dan prestasi yang baik.
f. Memberikan teladan yang baik kepada remaja
tentang apa yang baik bagi remaja.
g. Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang
ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).
2.7.2
Hamil di luar nikah
Adapun
solusi agar tidak terjadi hamil di luar nikah antara lain:
a. Perlunya kasih
sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun
b. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang
c. Membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang hanya beda umur atau 3 tahun, baik lebih tua darinnya
d. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, radio, dan handphone
e. Perlunya bimbingan kepribadian sekolah, karena di siswa lebih banyak menghabiskan waktunnya di lingkungan sekolah.
f. Perlunya pembelajaran agama, yang dilakukan sejak dini.
g. Diajarkan pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai agama.
h. Sebagai orang tua harus jadi tempat “curhat” yang nyaman untuk si anak.
b. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang
c. Membiarkan anak bergaul dengan teman sebaya yang hanya beda umur atau 3 tahun, baik lebih tua darinnya
d. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, internet, radio, dan handphone
e. Perlunya bimbingan kepribadian sekolah, karena di siswa lebih banyak menghabiskan waktunnya di lingkungan sekolah.
f. Perlunya pembelajaran agama, yang dilakukan sejak dini.
g. Diajarkan pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai agama.
h. Sebagai orang tua harus jadi tempat “curhat” yang nyaman untuk si anak.
2.7.3 Clubbing (dunia
malam)
Berikut
adalah upaya dan tindakan mengatasi pengaruh negatif dunia malam
1. Peran orang tua
Pertama, harus ada kemauan dari orang tua untuk
membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis,
komunikatif, dan nyaman. Kondisi yang tidak harmonis di keluarga akan
menyebabkan anak mencari tempat hiburan malam untuk menghilangkan kegalauan
hatinya. Orangtua sebaiknya memiliki kesantunan perkataan dan perbuatan. Santun
dalam perkataan adalah senantiasa mengucapkan hal-hal yang baik saja, lembut,
merendahkan suaranya. Sedangkan santun dalam perbuatan seperti suka menolong
orang lain dan memberikan contoh yang baik. Kedua, perhatian serta tanggung
jawab sebagai orangtua mutlak diperlukan. Orangtua harus tau apa saja yang
dilakukan anaknya di luar dan bagaimana cara mengatasi persoalan anaknya yang
notabene sudah bukan anak-anak lagi.
2. Peran masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi
perkembangan sosial remaja. Untuk itu lingkungan masyarakat yang kondusif
sangat dibutuhkan untuk mengendalikan maraknya kriminalitas dan hal-hal
menyimpang yang dilakukan remaja. Keberadaan karang taruna dirasa tepat untuk
mengkoordinir remaja dalam berorganisasi dan melakukan hal yang positif.
3. Peran pemerintah
Pemerintah merupakan tonggak penerapan
kebijakan. Kenapa para remaja dengan mudahnya keluar masuk diskotik, club,
tempat karaoke, dan sejenisnya, sepertinya perlu dipikirkan ulang. Pembatasan
umur untuk masuk tempat hiburan dan kurang ketatnya peraturan di tempat hiburan
tersebut membuat remaja gampang berlalu lalang. Razia aparat kepolisian pun
serasa tidak pernah membuat mereka kapok. Ada baiknya pemerintah mengkaji ulang
akan masalah ini, agar anak muda generasi bangsa bisa menjadi penerus bangsa
yang berkompeten.
4. Peran anak muda sendiri
Anak muda adalah kunci utama dari semua dampak
yang ada. Semua berasal dari diri sendiri. Apabila mereka mampu mengendalikan
diri untuk tidak terjerumus ke hal negatif mereka tak akan kehilangan masa
depan cerahnya.
2.7.4 Perkataan Buruk dan Jorok
1. Perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah
anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak.
Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya.
2. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa
bertanya kepada anak, misalnya darimana ia mendapatkan kata tersebut, kata
tersebut artinya apa, juga misalnya akibat apa jika kata tersebut diucapkan
kepada orang lain, dan sebagainya.
3. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau
jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga
mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain. Anak
usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia
ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang
dengan pesat.
4. Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena
marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang
boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada
si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.
5. Ketimbang Anda memberikan hukuman atau peringatan
keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik
berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia
lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.
6. Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh
anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan
menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang
steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan
sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit
dipisahkan.
2.7.5
Merokok
1.
Menasehati dan menuntun kembali remaja-remaja tersebut agar tidak merokok.
2.
Orang tua semakin mengawasi pergaulan anaknya.
3.
Membawanya ke tempat rehabilitasi perokok.
4.
Stasiun TV mengurangi iklan yang berbau rokok.
5.
Membatasi pergaulan remaja yang tak terarah.
6.
Memberikan sanksi yang berat terhadap remaja yang ketahuan merokok.
2.7.6
Membolos Sekolah
Terapi terbaik untuk anak yang mengalami
fobia sekolah adalah dengan mengharuskannya tetap bersekolah setiap hari.
Karena, rasa takut harus diatasi dengan cara menghadapinya secara langsung.
Keharusan untuk memaksa anak untuk masuk sekolah, akan menjadi obat mujarab.
Lambat laun keluhannya akan makin berkurang. Makin sering anak diizinkan bolos,
akan makin sulit mengembalikannya lagi ke sekolah. Selain itu, dengan
mengizinkannya absen sekolah, anak akan makin ketinggalan pelajaran, serta
makin sulit untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannya.
2. Berusahalah untuk tegas dan konsisten menghadapi
keluhannya
Baik karena pusing mendengar suara anak
maupun karena amat mengkhawatirkan kesehatannya, orang tua seringkali
meluluskan permintaan anaknya. Tindakan ini tentu tidak sepenuhnya benar. Jika
kita bangun pagi anak segar bugar, namun pada saat mau berangkat sekolah
tiba-tiba mogok, maka sebaiknya orangtua tidak melayani sikap negosiasi anak
dan langsung mengantarnya ke sekolah. Hindari juga sikap menjanjikan hadiah
jika anak mau berangkat sekolah. Karena hal ini akan menjadi pola kebiasaan
yang tidak baik. Si anak tidak akan mempunyai kesadaran sendiri kenapa dirinya
harus sekolah dan terbiasa memanipulasi orangtua.
Begitu pun jika sudah terlambat ke sekolah. Orang
tua harus tegas dan bekerjasama dengan guru meskipun si anak “mengamuk”.
Tentunya diikuti dengan sikap yang tenang dan kesabaran untuk tahu mengapa si
anak tak ingin sekolah.
3. Konsultasikan kesehatan anak pada dokter
Jika anak mengeluhkan sesuatu pada tubuhnya,
seperti pusing, mual, dan lain sebagainya, orang tua bisa langsung membawanya
ke dokter. Setelah itu anak dapat kembali ke sekolah. Selain itu juga, dokter
pun dapat membantu orang tua memberikan diagnose apakah keluhan anak merupakan
tanda dari adanya stress terhadap sekolah, atau karena penyakit lainnya yang
perlu ditangani serius.
Umumnya para guru sudah biasa menangani
masalah fobia di sekolah. Orang tua bisa meminta bantuan pihak guru untuk
menenangkan anak dengan cara-cara seperti membawanya ke perpustakaan,
mengajakanak beristirahat sejenak di tempat yang tenang. Jika sang anak sudah
cukup dewasa, guru dapat mendiskusikan masalah yangs sedang memberati anak.
5. Luangkan waktu untuk berbicara pada anak.
Luangkan waktu yang insentif dan tidak
tergesa-gesa untuk mendiskusikan apa yang membuat anak takut, cemas atau enggan
ke sekolah. Hindarkan sikap mendesak atau bahkan tidak percaya dengan anak-anak.
Cara ini hanya akan membuat anak Anda semakin tertutup hingga masalahnya tidak
terbuka dan tuntas. Bekalilah anak Anda dengan strategi pemecahan masalah
daripada mendorongnya untuk menghindari problem.
6. Konsultasikan pada psikolog atau konselor jika masalah
terjadi berlarut larut.
Jika orang tua tak mampu mengatasi anaknya
hingga jangka waktu yang panjang. Ini menandakan adanya problem psikologis yang
perlu ditangani secara proporsional oleh ahlinya. Apalagi jika fobia sekolah
ini sangat menggangu sekolah anak. Hendaknya secepat mungkin persoalan ini
dituntaskan. Psikolog atau konselor akan membantu menemukan pokok persoalan
yang mendasari ketakutan, dan kecemasan anak, sekaligus menemukan elemen lain
yang tidak terpikirkan oleh keluarga.
2.8 Mengetahui Hasil Angket Tentang Pengaruh
Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang
Dari penyebaran angket tentang “Pengaruh
Pergaulan Teman terhadap Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang” kepada 100 siswa
kelas 7,8, dan 9 SMP Negeri 20 Malang, penulis mendapatkan hasil yang akan
diuraikan sebagai berikut.
Pertanyaan pertama yaitu “Apakah pergaulan
mempengaruhi perilaku Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 5%,
dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pergaulan
mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan
kedua yaitu “Apakah Anda bisa
membedakan pergaulan positif dan negatif?” Yang menjawab ya sebanyak 95%, tidak
sebanyak 1%, dan ragu-ragu sebanyak 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang bisa membedakan antara pergaulan positif dan
negatif.
Pertanyaan
ketiga yaitu “Apakah pergaulan itu
penting bagi Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 93%, tidak sebanyak 0%, dan
ragu-ragu sebanyak 7%. Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa pergaulan itu
sangat penting bagi siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan keempat yaitu “Apakah Anda termasuk
orang yang mudah terbawa arus pergaulan?” Yang menjawab ya sebanyak 14%, tidak
sebanyak 44%, dan ragu-ragu sebanyak 42%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang tidak mudah terbawa arus pergaulan.
Pertanyaan kelima yaitu “Apakah Anda termasuk
orang yang susah bergaul?” Yang menjawab ya sebanyak 12%, tidak sebanyak 72%,
dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa
SMP Negeri 20 Malang tidak termasuk orang yang susah bergaul.
Pertanyaan keenam yaitu “Apakah Anda termasuk
orang yang memilih-milih teman dalam bergaul? Yang menjawab ya sebanyak 23%,
tidak sebanyak 51%, dan ragu-ragu sebanyak 26%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang tidak termasuk orang yang
memilih-milih teman dalam bergaul.
Pertanyaan ketujuh yaitu “Apakah pergaulan
dan perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang sudah baik?” Yang menjawab ya sebanyak
17%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 75%. Dari data tersebut
diperoleh hasil bahwa pergaulan dan perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang masih
diragukan kebaikannya.
Pertanyaan kedelapan yaitu “Apakah anda akan
menegur teman jika melakukan perilaku kurang baik?” Yang menjawab ya sebanyak
74%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang akan menegur temannya jika
melakukan perilaku kurang baik.
Pertanyaan kesembilan yaitu “Apakah pergaulan
Anda mempengaruhi prestasi belajar Anda?” Yang mejawab ya sebanyak 69%, tidak
sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa pergaulan mempengaruhi prestasi belajar siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kesepuluh yaitu “Apakah Anda lebih
suka bergaul dengan teman dibanding berkumpul dengan keluarga?” Yang menjawab
ya sebanyak 13%, tidak sebanyak 46%, dan ragu-ragu sebanyak 41%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang lebih menyukai
bergaul dengan keluarga dibanding dengan teman.
Pertanyaan kesebelas yaitu “Apakah Anda lebih
nyaman jika bergaul dengan orang yang umurnya lebih tua dari Anda” Yang menjawab
ya sebanyak 14%, tidak sebanyak 38%, ragu-ragu sebanyak 48%. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang masih meragukan jika lebih
nyaman bergaul dengan orang yang umurnya lebih tua.
Pertanyaan keduabelas yaitu “Apakah anda lebih nyaman
jika bergaul dengan lawan jenis?” Yang menjawab ya sebanyak 17%, tidak
sebanyak 21%, dan ragu-ragu sebanyak 62%. Dari data tersebut dapat disimbulkan
bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang masih meragukan jika lebih nyaman bergaul
dengan lawan jenis.
Pertanyaan ketigabelas yaitu “Apakah sosial media
turut berpengaruh mengubah perilaku dan pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak
55%, tidak sebanyak 20%, ragu-ragu sebanyak 25%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang perilaku dan
pergaulannya dipengaruhi oleh sosial media.
Pertanyaan keempatbelas yaitu “Apakah perilaku Anda
dipengaruhi oleh budaya asing?” Yang menjawab ya sebanyak 22%, tidak
sebanyak 44%, dan ragu-ragu sebanyak 34%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang perilakunya tidak dipengaruhi oleh budaya
asing.
Pertanyaan kelimabelas yaitu “Apakah pergaulan Anda
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah?” Yang menjawab ya sebanyak 57%, tidak
sebanyak 14%, dan ragu-ragu sebanyak 29%. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah.
Pertanyaan keenambelas yaitu “Apakah keluarga turut
mempengaruhi perilaku Anda untuk menjadi lebih baik?” Yang menjawab ya sebanyak
91%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 4%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa keluarga turut mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang untuk menjadi
lebih baik.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu “Apakah orang tua Anda
selalu mengawasi pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 71%, tidak
sebanyak 9%, dan ragu-ragu sebanyak 20%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
orang tua selalu mengawasi pergaulan siswa SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu “Apakah Anda memiliki masalah
dalam pergaulan Anda?” Yang menjawab ya sebanyak 10%, tidak sebanyak 77, dan
ragu-ragu sebanyak 13%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa SMP
Negeri 20 Malang tidak memiliki masalah dalam bergaul.
Pertanyaan kesembilan belas yaitu “Apakah Anda merasakan
secara langsung dampak dari pergaulan yang salah?” Yang menjawab ya sebanyak
54%, tidak sebanyak 25%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 20 Malang dapat merasakan secara langsung dampak
dari pergaulan yang salah.
Pertanyaan keduapuluh yaitu “Apakah Anda sudah
menerapkan pergaulan yang baik?” yang menjawab ya sebanyak 59%, tidak
sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 36%. Dari data tersrbut dapat disimpulkan
bahwa kebanyakan siswa SMP Negeri 20 Malang sudah menerapkan pergaulan yang
baik.
BAB III
PENUTUP
Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis
akan menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliput: (1) simpulan, dan (2)
saran.
3.1 Simpulan
Remaja masa kini pasti membutuhkan pergaulan.
Bahkan pergaulan yang baik atau kurang baik mulai tergolong hal yang relatif di
kalangan remaja. Tanpa pergaulan, remaja akan merasa hidupnya kurang bermakna,
padahal tidak sepenuhnya seperti itu. Kadang, remaja masa kini menggunakan
pergaulan sebagai pemenuhan segala aspek kehidupan seperti batin, psikis, dan
lain-lain. Maka dari itu pergaulan mampu menggeser peran keluarga dalam diri
serta hidup remaja. Padahal keluarga sangat dibutuhkan untuk mengarahkan remaja
masa kini dalam pergaulan yang baik.
Lingkungan
juga turut mempengaruhi perilaku remaja, sebab dari lingkunganlah pergaulan
remaja bermula. Apabila pergaulan dalam lingkungan yang kurang baik maka dampak
yang ditimbulkan adalah perilaku yang kurang baik pula. Dari hal tersebut
remaja diharapkan dapat selektif dalam memilih teman bergaul. Namun bukan
dilihat dari bidang ekonominya, melainkan dari perbuatan atau karakter dalam
pergaulan tersebut. Peran orangtua dan guru sebagai pembimbing dan mengawasi
remaja sangat diperlukan. Agar remaja tidak salah dalam memilih pergaulan yang
menyimpang. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pergaulan teman pada remaja mampu merubah perilaku
seseorang yang awalnya berbeda dari lingkungannya menjadi sama dengan
lingkungan pergaulan tersebut. Karena pergaulan mampu mempengaruhi pola pikir
seseorang.
Dari
penjabaran di atas pula, dapat disimpulkan kembali bahwa hipotesis yang penulis
kemukakan cukup akurat. Memang benar sebagian besar pengaruh pergaulan teman
dapat mempengaruhi perilaku siswa SMP Negeri 20 Malang.
3.2 Saran
3.2.1 Guru
a. Diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang pergaulan
pada siswa oleh sekolah, agar siswa lebih mengerti tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pergaulan. Sehingga mampu meminimalisir terjadinya
pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan pergaulan.
b. Lebih difungsikannya guru BK agar siswa yang mempunyai
masalah dalam pergaulan lebih memiliki wadah yang dijamin akan mampu
menyelesaikan masalah siswa tersebut.
3.2.2 Orang Tua
a. Supaya orang tua lebih ikut berperan aktif lagi dalam
memantau pergaulan anaknya, tapi tidak dengan mengekang pergaulan anak terlalu
berlebihan. Karena, dengan mengekang anak mampu memberontak dan memaksa keluar
dari pengawasan orang tua.
b. Memberikan perhatian sebagaimana seharusnya dengan
anak, agar anak tidak lebih memilih pergaulan daripada keluarga. Sehingga, anak
lebih merasa nyaman dengan keluarga dan meminimalisir kemungkinan terjadinya
salah pergaulan.
3.2.3 Siswa
a. Kemauan diri sendiri untuk berani memilih-memilih mana
pergaulan yang harus dimasukkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun yang
sebaliknya.
Jika anda memiliki kemauan, maka akan terjadi
kemungkinan Anda bisa mengurangi resiko diri Anda untuk masuk dalam pergaulan
yang salah.
b. Motivasi
Siswa sangat membutuhkan motivasi, baik itu
dari diri siswa sendiri atau bahkan dari orang lain (di lingkungan sekitar).
Dengan motivasi siswa akan merasa terpacu untuk menjadi pribadi yang lebih baik
dalam pergaulan, dan mampu merubah perilaku siswa menjadi lebih baik.
c. Pengaturan waktu yang efektif.
Siswa harus bisa membedakan mana waktu yang
harusnya digunakan untuk bergaul, untuk belajar, untuk makan, untuk
beristirahat, dan lain sebagainya. Jika siswa sudah bisa melakukan 'management
waktu' dengan baik, maka besar kemungkinan siswa memiliki perilaku dan
pergaulan yang baik dan sehat pula.
DAFTAR RUJUKAN
2. http://fileex.blogspot.com/2013/11/artikel-tentang-pergaulan-remaja-yang.html (Minggu, 22 Desember
2013. Pada pukul 09.40 WIB)
3. http://www.slideshare.net/annaseptiyani1/pergaulan-sehat-untuk-remaja (Senin, 30 Desember 2013.
Pada pukul 10.10 WIB)
4. http://bundabeka07.wordpress.com/2011/12/29/faktor-faktor-yang-memengaruhi-pergaulan-remaja (Senin, 30 Desember 2013.
Pada pukul 12:31 WIB)
5. http://fentifs.wordpress.com/2013/09/03/pergaulan-remaja-sehari-hari/ (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.28 WIB)
6. http://theniesland.blogspot.com/2010/02/antara-narkoba-dan-pergaulan-remaja.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.30 WIB)
7. http://swijayas.blogspot.com/p/pengaruh-narkoba-terhadap-kehidupan.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 11.40 WIB)
8. http://rizkiauliarahmawati2012.blogspot.com/2013/03/kehamilan-remaja.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.00 WIB)
9. http://www.bimbingan.org/makalah-tentang-akibat-kehamilan-diluar-nikah.htm (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.17 WIB)
10. http://kidullapangan.blogspot.com/2013/04/hamil-sebelum-nikah.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.33 WIB)
11. http://pergaulan-bebas-1993.blogspot.com/2012/01/remaja-dan-clubbing.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 12.48 WIB)
12. http://seratjuminten.wordpress.com/2012/07/31/dunia-malam-sebagai-gaya-hidup-dan-pengaruhnya-terhadap-anak-muda-di-yogyakarta/ (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 13.30 WIB)
13. http://adisastrajaya.blogspot.com/2012/06/makalah-pengaruh-bahasa-kotor-jorok.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 13.44 WIB)
14. http://seputarduniaanak.blogspot.com/2010/12/cara-mengatasi-anak-yang-suka-berbicara.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.00 WIB)
15. http://massofa.wordpress.com/2010/12/26/kebiasaan-merokok-pada-remaja/v (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.13 WIB)
16. http://darunnajah3.com/solusi-mengatasi-anak-malas-ke-sekolah/ (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.23 WIB)
17. http://sbatangrokok.blogspot.com/2010/02/kenakalan-remaja-dalam-membolos-sekolah.html (Selasa,
31 Desember. Pada pukul 14.35 WIB)
18. Sastraindonesia-um.blogspot.com (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.47 WIB)
19. Fentifs.wordpress.com/2013 (Selasa, 31 Desember. Pada pukul 22.55 WIB)
21. http://asmisiangka.blogspot.com/2013/01/karya-tulis-ilmiah-pengertian-pergaulan.html?m=1 (Kamis, 02 Januari 2014.
Pada pukul 11.00 WIB)
0 comments:
Posting Komentar