“Tali iman yang paling kuat adalah
hendaknya kamu mencintai dan membenci karena Allah”
Cinta yang
tak kenal patah hati
Bila sekarang kita mencintai dan
dicintai oleh seseorang, maka boleh jadi esok hari kita tak lagi cinta atau
dicinta, maka pada saat itu cinta itu hanya meninggalkan bekas yang buruk
berupa rasa kecewa, bahkan bisa jadi lebih parah dari sekedar kecewa, bisa jadi
cinta yang hilang itu meninggalkan kemarahan yang amat menyiksa, atau patah
hati yang mendera.
Dari itu
Rasullullah bersabda :
“cintailah kekasihmu sedang-sedang saja,
siapa tahu suatu hari nanti ia berbalik menjadi musuhmu, dan bencilah terhadap
musuhmu sedang-sedang saja, siapa tahu suatu hari nanti ia berbalik menjadi
kekasihmu”
Itulah bila
bercinta bukan karena Allah. Keindahannya hanyalah semu dan tidak akan abadi. Namun
bila bercinta karena Allah, maka semakin kita hanyut dalam cinta itu kitapun
semakin terjamin untuk senantiasa bahagia, semakin jauh dari kekecewaan,
semakin jauh dari patah hati dan kesedihan.
Bila kita tidak mau kecewa dan patah hati, atau ingin
menepis semua itu yang terlanjur terjadi, maka mulailah untuk bercinta dengan
Allah atau karna Allah. Bila Allah telah menempatihati kita sepenuhnya, maka
tak ada ruang untuk kecewa, tak ada ruang untuk sedih, tak ada ruang untuk
patah hati.
Sumber: Buku “Endless Love”, karya Ali Azmatkhan
0 comments:
Posting Komentar