Pagi,
sekitar jam 4 subuh, kami baru saja sampai di stasiun Tugu, Yogyakarta.
Perjalanan sekitar 9 jam dari Jakarta dengan menaiki kereta sungguh
melelahkan tapi mengasyikan. Naik kereta adalah hal yang sangat jarang saya
lakukan, karena lebih sering naik bus bila pergi keluar kota. Setelah istirahat
sebentar, perjalanan sesungguhnya pun dimulai, yaitu menuju Borobudur!. Dengan
menaiki motor, kami pun melaju dengan kencangnya untuk mengejar matahari terbit
di Punthuk Setumbu.
Dua
jam kemudian kami pun tiba di Borobudur, Magelang. Cukup dekat ternyata jarak
dari Jogya menuju Borobudur. disaat akan meneruskan perjalanan, tak ada satupun
dari kami yang tahu jalan menuju menuju Punthuk Setumbu, setelah
bertanya-tanya dengan warga sekitar, akhirnya kami pun bergegas mengejar
matahari yang udah mulai terbit menuju Punthuk Setumbu. pagi itu tampak
dramatis, pemandangan persawahan yang hijau disertai embun pagi yang sejuk
menemani perjalanan kami.
Untuk
mencapai Punthuk Setumbu, kita harus menaiki bukit yang lumayan curam. karna
tak mungkin motor matic bisa nanjak, akhirnya kamipun memutuskan untuk berjalan
kaki dan menitipkan motor di rumah warga. ternyata warga sekitar Punthuk
Setumbu sudah tahu akan potensi wisata didaerah mereka, dan bersedia lahan
rumahnya untuk dijadikan tempat parkir pengunjung. Untuk biaya masuknya sendiri
sekitar Rp 15000 dan biaya parkir motor sebenarnya sekitar Rp 2000, tapi karna
saya tidak tahu, akhirnya memberi Rp1000 dengan sedikit tampang bego dan
berhasil, hore!.
Setibanya
di Punthuk Setumbu sekitar jam 6 pagi, matahari sudah cerah bersinar. walau
dirasa telat, tapi pemandangan matahari sudah terbitpun tak kalah indahnya. oke
selesai melihat matahari dari bawah Punthuk Setumbu, kami pun bergegas menuju
'puncaknya' Punthuk Setumbu. sepanjang mata memandang, terlihat orang-orang
yang berkunjung sudah mulai pulang dan hanya kami yang menuju Punthuk Setumbu
itu. Nyaris sekali kami balik lagi, tapi karena niat yang kuat akhirnya kamipun
terus menuju puncak Punthuk Setumbu!.
Terlihat
seorang kakek yang sedang asyik merokok, Entah karena apa sang kakek itu
menarik perhatian pengunjung. Mungkin karena gaya merokoknya yang sedikit unik,
banyak diantara pengunjung yang mengabadikan kakek itu, tak terkecuali saya,
hehe. saya sendiri Baru sadar, ternyata Punthuk Setumbu ini bukan hanya sekedar
tempat melihat mahatari terbit saja, kita bisa melihat borobudur dari kejauhan.
Tampak embun pagi menyelimuti bodobudur dan Gunung Merbabu dari kejauhan.
Walau matahari sudah bersinar cukup cerah, masih banyak juga rupanya yang bertahan di Punthuk Setumbu. banyak diantara mereka yang sekedar duduk, minum kopi atau teh dan berfoto. Punthuk Setumbu sendiri menjadi 'surganya' para fotographer yang ingin mengabadikan borobudur saat matahari terbit. Terdapat sebuah panggung yang diperuntukan untuk memotret dari jarak yang lebih tinggi. kamera yang dibawa pun rata-rata kamera profesional dengan memakai lensa yang super panjang.
Walau matahari sudah bersinar cukup cerah, masih banyak juga rupanya yang bertahan di Punthuk Setumbu. banyak diantara mereka yang sekedar duduk, minum kopi atau teh dan berfoto. Punthuk Setumbu sendiri menjadi 'surganya' para fotographer yang ingin mengabadikan borobudur saat matahari terbit. Terdapat sebuah panggung yang diperuntukan untuk memotret dari jarak yang lebih tinggi. kamera yang dibawa pun rata-rata kamera profesional dengan memakai lensa yang super panjang.
0 comments:
Posting Komentar